Konsul Ekonomi Konsulat Jenderal Indonesia di Marseille, Perancis, Yonatri Rilmania, Senin, mengatakan, temu bisnis dihadiri tiga importir dari Marseille, Perancis, yakni Seablue, Seafoodia, dan Global Sea Products, guna menjajaki peluang kerja sama dengan PT Intimas Surya dari Indonesia.
Dalam kesempatan itu, Konsul Jenderal Indonesia di Marseille, Asianto Sinambela, menyampaikan, potensi laut dan perikanan yang dimiliki Indonesia kepada ketiga importir ikan yang hadir dalam temu bisnis ini.
Dia katakan, kini ada beberapa kebijakan meningkatkan efektifitas industri perikanan di dalam negeri, seperti kebijakan penenggelaman kapal asing serta kerugian disebabkan praktek penangkapan ikan ilegal, tidak dilaporkan, dan tidak diatur, yang diimplementasikan Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Menurut Sinambela, industri perikanan Indonesia, termasuk juga pelaku usaha di sektor industri ini, merupakan aktor penting dalam memajukan potensi maritim Indonesia.
PT Intimas Surya dari Bali menawarkan berbagai jenis ikan, di antaranya tuna, tongkol, kakap, mackerel, dan skipjack kepada importir Marseille. Perusahaan itu mengantongi sertifikat dari Uni Eropa, yakni EU Approval Number (HACCP/Hazard Analysis Critical Control Point) yang menyatakan kedua perusahaan itu sesuai standar produksi Uni Eropa.
Sertifikasi itu pijakan utama dalam legalisasi internasional bagi semua pelaku usaha di sektor industri makanan.
Selama pertemuan, ketiga importir menunjukkan ketertarikannya untuk dapat bekerjasama dengan importir ikan dari Indonesia.
Salah satunya adalah antara PT Intimas Surya dengan Global Sea Products yang harga FOB (freight on board) ikan tongkol dari pelabuhan Tanjung Priok. Importir lainnya, seperti Seablue, yang telah menjalin kerjasama dengan perusahaan ini selama kurang lebih tujuh tahun, tertarik memperdalam kerjasama sebelumnya.
Begitu juga dengan perusahaan Seafoodia menyatakan ketertarikannya untuk menjajaki impor tuna dengan PT Intimas Surya.
Berdasarkan data France Agrimer, sebagian besar ekspor Indonesia ke Prancis pada 2015 dan 2016 meningkat, antara lain ikan tuna sebesar 1,052 ton atau senilai 5,244,000 euro (2016), padahal pada 2015 baru 709 ton atau senilai 4,200,000 euro.
Gurita beku sebanyak 551 ton atau senilai 2,209,000 euro (2016), sedangkan pada 2015 hanya 473 ton atau senilai 1,660,000 euro dan udang sebesar 649 ton atau senilai 6,102,000 euro (2016) sementara pada 2015 baru 2 ton atau senilai 136,000 euro.
Temu bisnis ini rangkaian Seafood Expo Global pada 24-26 April lalu di Brussels.
Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018