Demam K-pop merambah Chile

1 Mei 2018 07:14 WIB
Demam K-pop merambah Chile
Arsip Foto. Poster artis Korea di Pasar Jatinegara, Jakarta. Demam Korea (Korean wave) juga melanda para remaja Indonesia, meramaikan pasar produk budaya populer dengan film, drama, musik dan pernak-pernik asal Negeri Ginseng. (FOTO ANTARA/Paramayuda)
Santiago (ANTARA News) - Di seluruh Chile, melodi K-pop meramaikan taman-taman dan pusat budaya seiring dengan meningkatnya ketertarikan para remaja pada lagu-lagu menghentak Korea Selatan yang dipadu koreografi lincah.

Sementara kedutaan-kedutaan di seluruh dunia menggelar kompetisi awal menjelang K-pop World Festival 2018, ribuan remaja sudah latihan menari, berharap bisa menang dan tampil di babak final di Korea Selatan.

"Kami berkumpul untuk latihan beberapa kali sepekan," kata Alicia (17). "Yang ingin kami lakukan hanya menari," katanya seperti dikutip AFP.

Ketika Kim Hyun-joong, bekas penyanyi boy band K-pop SS510, mengumumkan konser di Santiago pada Februari, 3.000 tiket dengan cepat ludes dibeli oleh kaum muda penggemar beratnya.

"Saya sudah enam tahun menunggu Kim Hyun-joong datang ke Chile," kata Cristal Escobar (16), yang menempuh perjalanan 550 kilometer untuk tiba ke tempat konser.

"Saya suka sekali dengan caranya menyanyi, caranya menari, lagu-lagunya dan itulah mengapa saya datang untuk melihatnya."

Tahun lalu, ketika grup BTS datang ke Chile, 12.000 tiket langsung habis terjual dalam waktu dua jam.


"Gangnam Style"

Demam K-pop merebak di Chile pada 2012 menyusul kesuksesan lagu "Gangnam Style" dari rapper Psy yang menjadi sensasi internasional.

Genre K-pop akhirnya menginspirasi band-band lokal di Chile seperti "Rough Bunnies", yang muncul pada 2014 setelah grup Korea Selatan BAP (Best Absolute Perfect) membatalkan konser di sana.

"Kami mulai memanggil grup kami BTP (akronim bahasa Spanyol untuk Babes: Perfect Tribute) namun kami kurang sreg dan memang kedengaran agak konyol," kata pemimpin grup itu, Tamara, kepada AFP.

"Kami mulai mencari nama baru dan memutuskan 'Rough Bunnies' karena terdengar lebih bagus dalam bahasa Inggris ketimbang Spanyol."

Dan Rough Bunnies diterima banyak orang, lagu-lagunya diputar di stasiun radio lokal dan sukses di YouTube dan juga media sosial.

Namun lagu K-pop yang langsung dari tempat aslinya masih mendominasi, menarik hati penggemar muda dengan ritme elektronik, koreografi yang rapi serta penyanyi berparas rupawan dibalut kostum mewah.
 

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018