• Beranda
  • Berita
  • Sepuluh prinsip Islam Wasathiyah, antara lain toleran, tidak esktrim

Sepuluh prinsip Islam Wasathiyah, antara lain toleran, tidak esktrim

1 Mei 2018 14:45 WIB
Sepuluh prinsip Islam Wasathiyah, antara lain toleran, tidak esktrim
Presiden Joko Widodo membuka Konsultasi Tingkat Tinggi (KTT) Ulama dan Cendekiawan Muslim Dunia tentang Islam Wasathiyah (Islam Moderat) di Istana Bogor, Selasa (1/5/2018) (ANTARA/Desca Lidya Natalia)
Bogor, Jawa Barat (ANTARA News) - Utusan Khusus Presiden RI untuk Dialog dan Kerja Sama Antaragama dan Peradaban (UKP-DKAAP) Prof Din Syamsudin mengatakan Islam Wasathiyah tidak bisa hanya disimpulkan dengan satu atau dua kata karena paling sedikit ada 10 prinsip yang dapat disampaikan kepada umat.

"Islam wasathiyah penuh dengan toleransi, tidak terjebak ekstrimitas, mengambil jalan tengah, moderasi Islam, dan cenderung menyelesaikan masalah dengan musyarawah," kata Din dalam pembukaan Kosultasi Tingkat Tinggi (KTT) Islam Wasathiyah di Bogor, Selasa.

Ia melanjutkan Islam Wasathiyah itu berarti Islam jalan tengah. "Tidak terlibat kekerasan, sampai pembunuhan, terbuka dan berada di atas untuk semua golongan. (Nilai ini) sepenuhnya dibahas di KTT." katanya.

KTT ulama dan cendekiawan muslim dunia tentang Islam Wasathiyah ini dibuka secara resmi oleh Presiden Joko Widodo di Istana Bogor pagi tadi. Siang ini KTT berlangsung dengan dialog dan diskusi diikuti seluruh peserta.

Din mengatakan Islam Wasathiyah penting untuk dibahas dalam kegiatan KTT. Karena ditenggarai ada gejala sebagian umat Islam yang sudah meninggalkan Islam Wasathiyah, tidak hanya di Indonesia tapi juga di dunia.

Baca juga: Presiden minta ulama bersatu sebarkan Islam wasathiyah

"Pertama, karena itu ajaran sentral Islam, dinyatakan tegas dalam Alquran. Tentu ada alasan realistik, karena ada gejala sebagian umat Islam yang meninggalkan wasathiyah Islam ini," katanya.

Karena ada gejala semacam itu, lanjutnya, maka perlu revitalisasi Islam Wasathiyah yang ada dalam Alquran dan kini cenderung dilupakan. Pertemuan ini sekaligus menawarkan kepada dunia tentang konsep Islam Wasathiyah.

"Di Indonesia, ada semacam deviasi, distorsi oleh segelintir orang tapi kemudian juga sudah mendarah daging. Ini yang harus segera dimantapkan. Maka lebih kepada revitasliasi wasathiyah Islam," kata Din.

Pembukaan KTT dihadiri juga oleh Grand Shaek Al Azhar, Mesir, Ahmed Muhammed Ahmed Eltayyeb, Gran Shaek Al Azhar, sudah tikda di Jakarta, Minggu malam melalui Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur.

Selain Shaekh Al Azhar hadir pula sejumla ulama muslim lainnya yakni Shaek Abdullah bin Dayyah yang memimpin organisasi bersama Forum Perdamaian di masyarakat muslim yang berkedudukan di Abu Dhabi.

Pembukaan KTT juga dihadiri pejabat negara seperti Menteri Agama, Lukma Hakim Saifuddin, Menteri Koordinator PMK Puan Maharani, Menteri Sektretaris Negara Praktikno, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

Baca juga: Indonesia dukung terbentuknya poros Islam wasathiyah dunia

Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018