"Di Indonesia, Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2017 menetapkan target porsi energi dari migas di tahun 2050 adalah sebesar 44 persen dari total energi nasional," kata dia pada Konvensi dan Pameran IPA ke-42 Tahun 2018 di JCC Senayan, Jakarta, Rabu.
Ronald menyebutkan dalam World Energy Outlook 2017 oleh International Energy Agency (IEA), minyak dan gas bumi masih akan tetap menjadi energi utama di dunia dalam 20-30 tahun ke depan dengan porsi di atas 50 persen.
"Dari data ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa minyak dan gas bumi masih menjadi tulang punggung energi nasional dalam 20-30 tahun ke depan," kata Ronald.
Namun Ronald menyorotik Indonesia yang telah menjadi negara "net" importir minyak bumi sejak 2002 dan akibat terus menurunnya produksi migas nasional Indonesia akan menjadi net importir untuk gas pada 2022.
Untuk mengatasi ketimpangan ini, diperlukan investasi besar dalam eksplorasi sumber-sumber migas yang baru dan ini tantangan besar karena eksplorasi cadangan migas baru telah bergeser ke daerah perbatasan dan laut dalam sehingga diperlukan investasi awal sangat besar dan teknologi tinggi.
Konvensi dan Pameran IPA ke-42 tahun 2018 secara resmi dibuka hari ini oleh Presiden Joko Widodo, didampingi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan, Kepala Satuan Kerja Khusus Kegiatan Usaha Hulu (SKK Migas) Amin Sunaryadl, serta Presiden IPA Ronald Gunawan.
Tahun ini IPA Convex ke-42 bertema "Driving Indonesia`s Oil & Gas Global Competitiveness" setelah mempertimbangkan kondisi hulu migas Indonesia yang terus mengalami penurunan produksi sehingga sangat membutuhkan investasi untuk menemukan cadangan migas baru. Di sisi lain, persaingan global untuk menarik investasi migas berlangsung sangat ketat sehingga diperlukan peningkatan daya saing Indonesia secara global.
Baca juga: 50 proyek hulu migas ditargetkan berproduksi 2018-2027
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018