"Kita ingin produksi minyak Pertamina meningkat dari tahun ke tahun karena sudah sekian tahun tidak ada eksplorasi besar yang kita lihat," kata Presiden Jokowi seusai membuka Konvensi dan Pameran Ke-42 Asosiasi Perminyakan Indonesia di Jakarta Convention Center, Rabu.
Ia meminta produksi minyak Pertamina tidak terus mengalami penurunan karena akan berdampak kepada impor yang semakin besar.
Jokowi menyebutkan untuk mendorong peningkatan produksi minyak, pemerintah sudah memotong atau menghapus 186 peraturan yang dinilai menghambat usaha eksplorasi minyak.
"Saya sudah perintahkan kepada menteri ESDM, tahun lalu sudah dipotong 186 peraturan yang dipotong itu di hulunya ada 14 peraturan . Kalau masih dianggap ruwet di mana supaya prpduksi bisa meningkat, eksplorasi bisa meningkat dan orang semain tertarik masuk ke hulunya," kata mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Ketika ditanya apakah sisa peraturan yang di Kementerian ESDM saat ini masih menimbulkan keruwetan, Jokowi mempersilakan wartawan bertanya kepada para pelaku usaha.
Jokowi melihat pasti ada penyebab mengapa eksplorasi minyak oleh Pertamina tidak mengalami kenaikan tapi justru turun dari waktu ke waktu.
"Pasti ada apa-apanya, karena itu saya perintahkan untuk menyederhanakan prosedur perizinan di Kementerian ESDM maupun di SKK Migas," katanya.
Sebelumnya, dalam sambutannya Jokowi menerima informasi bahwa sejak 1970-an, Pertamina tidak pernah melakukan eksplorasi dalam jumlah yang besar sampai saat ini.
"Yang ada eksplorasi yang kecil-kecil. Ini ada apa? Oleh sebab itu saya perintahkan tahun yang lalu Menteri ESDM memangkas sebanyak-banyaknya regulasi atau peraturan yang ada di Kementerian ESDM," katanya.
Peraturan-peraturan itu membuat ruwet dan bertele-tele pihak yang mau berinvestasi di bidang itu.
"Kita harapkan bisa lebih menyederhanakan, memudahkan, sehingga investasi makin banyak masuk ke negara kita," kata Jokowi.
Pewarta: Agus Salim
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018