• Beranda
  • Berita
  • KEIN: TKA di VDNI untuk percepat pengerjaan smelter

KEIN: TKA di VDNI untuk percepat pengerjaan smelter

2 Mei 2018 20:00 WIB
KEIN: TKA di VDNI untuk percepat pengerjaan smelter
Dokumentasi Pengunjung mengamati hasil tambang (smelter) nikel PT COR Industri Indonesia pada acara Sulteng Expo di Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (14/4/2018). Pada tahun ini, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menetapkan target investasi di Sulawesi Tengah mencapai Rp20,3 triliun. Target itu lebih rendah dibanding target investasi pada tahun 2017 sebesar Rp21 triliun dengan total realisasi investasi mencapai 107 persen atau Rp22,5 triliun. (ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah)

Jumlah tenaga kerja lokal hampir 3.000 orang sedangkan tenaga kerja asing sekitar 398 orang."

Kendar (ANTARA News) - Anggota Komisi Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Zulnahar Usman, mengatakan keberadaan tenaga kerja asing (TKA) yang dipekerjakan di PT Virtue Dragon Nikel Industri (VDNI) Kawasan Morosi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra), tujuannya untuk mempercepat pekerjaan pembangunan pabrik pemurnian nikel atau smelter di kawasan industri tersebut.

"Hari ini kami agendakan berkunjung langsung di PT VDNI Morosi Konawe ini, mengingat banyak informasi yang kami dengar bahwa di PT VDNI ini banyak masalah secara operasional. Terutama tentang tenaga kerja asing. Tetapi kami melihat tenaga kerja lokal masih jauh lebih banyak dari tenaga kerja asing, kami lihat tadi banyak tenaga kerja lokal," kata Zulnahar usai melakukan kunjungan di kawasan industri PT VDNI Morosi, Rabu.

Ia mengatakan, jumlah TKA sebagaimana yang dilaporkan masih jauh lebih kecil dibanding dengan jumlah tenaga kerja lokal yang dipekerjakan sehingga itu bukanlah sebuah masalah.

"Jumlah tenaga kerja lokal hampir 3.000 orang sedangkan tenaga kerja asing sekitar 398 orang," katanya.

Selain isu TKA kata Zulnahar, isu lain yang ingin diketahui dalam kunjungan itu adalah terkait dukungan pihak lain dalam suporting bahan baku nikel atau ore untuk industri tersebut.

"Karena PT VDNI Morosi ini hanya membangun pabrik pemurnian nikel, mereka tidak memiliki lahan konsensi tambang. Tetapi nanti perusahaan lain yang akan membantu mensuplai bahan baku nikel untuk pabrik smelter PT VDNI," katanya.

Zulnahar mengapresiasi keberanian pihak PT VDNI yang berinvestasi besar di Konawe tetapi mereka tidak memiliki perusahaan sendiri untuk memenuhi kebutuhan ore nikel di Konawe.

"Karena suplai kebutuhan ore nikel itu didatangkan dari Kabupaten Konawe Utara dan Konawe Selatan. Sehingga warga di Konawe ini harus bersukur, dan secara keseluruhan ini menguntungkan Indonesia," katanya.

General Manager PT VDNI, Rudi Rusmadi, dalam kesempatan itu mengapresiasi kunjungan pihak KEIN, dan ia menilai bahwa itu seuatu hal yang baik sehingga KEIN bisa melihat langsung kondisi di lapangan.

"Setelah itu KEIN bisa memberikan informasi kepada presiden karena mereka berikan info langsung kepada presiden. Sehingga apa yang menjadi kendala dan informasi selama ini tidak ada perbedaan apa yang ada dilapangan dengan yang diterima dari pihak manapun," katanya.

Dalam rombongan kunjungan KEIN tersebut terdapat nama R Syukhar, Juangga Mangasi, Peter Ong, Bob Sulaiman, dr Agus Puji yang merupakan anggkota kerja ESDM.

Pewarta: Suparman
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018