• Beranda
  • Berita
  • Presiden: perlu terobosan kerjasama negara-negara Samudera Pasifik

Presiden: perlu terobosan kerjasama negara-negara Samudera Pasifik

4 Mei 2018 12:37 WIB
Presiden: perlu terobosan kerjasama negara-negara Samudera Pasifik
Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla, Sekretaris Kabinet Pramono Anung dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno berdiskusi sebelum dimulainya Rapat Terbatas terkait peningkatan kerjasama Indonesia dengan negara-negara kawasan Pasifik Selatan di Kantor Presiden Jakarta, Jumat (4/5/2018). (ANTARA / Joko Susilo)
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo berharap ada terobosan untuk menggalang kerjasama konkret dengan negara-negara di kawasan Pasifik Selatan.

"Saya yakin negara-negara di kawasan Pasifik Selatan, seperti Nauru, Vanuatu, Tuvalu, Fiji, PNG (Papua Nugini), Solomon Island, Samoa, Tonga, sangat terbuka untuk bekerja sama dengan negara kita dalam berbagai bidang, baik menjalin hubungan antar masyarakat, bidang kebudayaan, bidang pendidikan seperti bantuan beasiswa, bidang ekonomi baik investasi maupun perdagangan," kata Presiden.

Jokowi mengemukakan hal itu saat memimpim rapat terbatas terkait peningkatan kerjasama Indonesia dengan negara-negara kawasan Pasifik Selatan di Kantor Presiden Jakarta, Jumat.
Presiden Joko Widodo didampingi, Wakil Presiden Jusuf Kallamemimpin Rapat Terbatas terkait peningkatan kerjasama Indonesia dengan negara-negara kawasan Pasifik Selatan di Kantor Presiden Jakarta, Jumat. (ANTARA  / Joko Susilo)

Presiden ingin mengingatkan bahwa Indonesia memiliki letak geografis yang sangat strategis, di antara dua benua, yakni Asia dan Australia, serta dua samudera, yakni Samudra Hindia dan Samudra Pasifik.

"Ini yang harus betul-betul kita sadari,  harus membentuk haluan politik luar negeri kita menjadi arah dari diplomasi politik dan ekonomi, serta harus betul-betul dimanfaatkan untuk kepentingan nasional kita," katanya.

Kepala Negara mengungkapkan Indonesia dengan negara-negara di sekitar Samudera Hindia sudah memiliki kerjasama melalui "Indian Ocean Rim Association (IORA)", sehingga perlu terobosan yang konkret untuk negara-negara di kawasan Samudra Pasifik.

"Sudah sering saya sampaikan, kita harus mulai masuk ke pasar-pasar negara non tradisional, termasuk negara-negara kawasan Pantai Selatan ini, untuk menawarkan produk-produk unggulan industri manufaktur kita termasuk industri kelautan, perikanan dan juga industri jasa kita," kata Jokowi.

Presiden juga mengatakan bahwa potensi Indonesia di bidang konstruksi, informatika dan telekomunikasi juga bisa ditawarkan ke negara-negara tersebut.

"Saya lihat peluangnya sangat besar, yang sekaligus menjadi koridor percepatan kawasan Timur Indonesia," katanya.

Kunci untuk masuk ke negara-negara tersebut, kata Presiden, adalah mempererat konektivitas, baik konektivitas budaya dan ekonomi, yang tentu saja harus didukung oleh kelancaran konektivitas sistem transportasi Indonesia dengan negara-negara kawasan Pasifik Selatan.

Dalam rapat terbatas ini, Presiden didampingi oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla dan para Menteri Kabinet kerja, 
di iantaranya Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menko Maritim Luhut Pandjaitan, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menko Polhukam Wiranto, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Sekretaris Negara Pratikno.

Selain itu juga hadir Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Panglima TNI Marsekal (TNI) Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian, Jaksa Agung HM Prasetyo. 
 

Pewarta: Joko Susilo
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2018