Lubang tersebut muncul setelah hujan lebat di dekat Kota Rotorua, menampakkan endapan batu dari 60.000 tahun lalu.
Para ahli meyakini bahwa hujan telah mengikir batu kapur di bawah tanah yang berusia ribuan tahun, yang akhirnya menyebabkan tanahnya runtuh dan menciptakan ngarai.
"Ini cukup spektakuler, ukurannya jauh lebih besar dibandingkan lubang yang biasanya saya lihat," ujar ahli gunung berapi Brad Scott tentang lubang sedalam 20 meter dan sepanjang 200 meter tersebut.
Scott mengatakan peternakan susu perah tempat lubang itu ditemukan berada di kawah gunung berapi yang sudah lama mati.
"Yang saya lihat di dasar lubang adalah endapan vulkanik berusia 60.000 tahun yang keluar dari kawah ini," katanya kepada TVNZ.
Peternak bernama Colin Tremain mengatakan lubang yang muncul pada pekan lalu dan ditemukan oleh salah satu pekerjanya, demikian AFP.
Penerjemah: Monalisa
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018