Ketua DPR serukan jihad melawan korupsi

7 Mei 2018 22:26 WIB
Ketua DPR serukan jihad melawan korupsi
Ketua DPR Bambang Soesatyo memberikan sambutan dalam kegiatan peringatan 20 Tahun Reformasi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (7/5/2018). Kegiatan itu berlangsung dalam rangka memperingati reformasi Indonesia pada 1998. (ANTARA/Akbar Nugroho Gumay)
Jakarta (ANTARA News) - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Bambang Soesatyo menyerukan jihad melawan korupsi kepada semua elemen bangsa karena memasuki 20 tahun masa reformasi belum terlihat tanda-tanda kemajuan dalam pemberantasan korupsi.

Bambang dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Senin, mengatakan, selama dua puluh tahun perjalanan reformasi, Indeks Persepsi Korupsi Indonesia masih rendah. Menurut Transparancy International, Indonesia berada di peringkat 96 dari 180 negara, dengan nilai 37.

Politikus Partai Golkar ini menyadari, dua puluh tahun perjalanan reformasi bukan waktu yang singkat. Sebagai lembaga perwakilan, DPR telah melakukan berbagai upaya dalam menegakan demokrasi.

"Proses `check and balances: terus berlangsung dengan baik guna memastikan tidak terjadi `abuse of power`," ujarnya.

Jika dua puluh tahun lalu para mahasiswa menyerukan reformasi di Gedung DPR RI, maka sekarang mari kita kembali ke rumah rakyat ini untuk menggaungkan kembali berbagai agenda reformasi yang belum terwujud. Satu diantaranya dalam pemberantasan korupsi. Saya serukan, mari berjihad melawan korupsi, kata Bamsoet sapaan Bambang saat membuka rangkaian acara Peringatan 20 Tahun Reformasi di Loby Gedung Nusantara V DPR RI, Jakarta.

Ia pun mengingatkan para koleganya di DPR untuk membuat "beleid" (langkah) yang memperkuat pemberantasan korupsi.

"Selaku pimpinan mau pun kolega, saya mengajak para anggota dewan bersungguh-sunguh menjauhkan diri dari praktik korupsi. Tugas DPR bukan membuat undang-undang yang memperlemah, melainkan melahirkan undang-undang yang memperkuat pemberantasan korupsi," tegas Bamsoet.

Menyikapi 20 tahun reformasi, Ketua DPR merasa bersyukur perjuangan yang panjang akhirnya membuahkan transisi dalam demokrasi Indonesia.

Ia mengemukakan tugas berikutnya adalah melanjutkan konsolidasi agar demokrasi menjadi jalan yang lapang untuk menciptakan kemakmuran dan keadilan sosial.

"Dua puluh tahun lalu, di area gedung DPR ini para mahasiswa dan berbagai elemen bangsa menorehkan sejarah membawa negara kita ke arah demokrasi. Berbagai agenda reformasi akan terus dijalankan. Kita tidak boleh berhenti hanya pada demokrasi prosedural, tetapi harus berikhtiar memberi makna pada substansi demokrasi," ucapnya.

Bamsoet mengajak para elite politik maupun tokoh publik bisa menumbuhkembangkan kedewasaan masyarakat dalam berdemokrasi. Karena apa yang dilakukan masyarakat, tak terlepas dari pengaruh para elite yang menjadi panutan.

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018