Jakarta (ANTARA News) - Maraknya platform yang menawarkan Bitcoin sebagai investasi di Indonesia membuat konsumen sulit mengambil keputusan untuk memilih platform terbaik dan mengetahui cara memulai investasi di Bitcoin.Banyak investasi bodong. Orang banyak enggak mengerti Bitcoin."
Terlebih, belakangan ini investasi bodong berkedok Bitcoin marak beredar di tengah masyarakat. Operations/Growth Lead Luno Indonesia, Claristy, mengingatkan untuk tidak menggunakan platform atau layanan apa pun yang menjanjikan jaminan keuntungan dalam jangka waktu tertentu.
Dalam investasi Bitcoin, Anda tidak akan dijanjikan keuntungan atau profit yang pasti. Seluruh keuntungan tergantung ketepatan momen jual beli Bitcoin yang Anda lakukan. Investasi Bitcoin memberikan Anda kebebasan untuk menentukan kapan Anda ingin menjual atau membeli Bitcoin Anda sendiri.
"Banyak investasi bodong. Orang banyak enggak mengerti Bitcoin. Padahal, esensi Bitcoin itu beli sendiri jual sendiri jangan pernah percayakan uang kita ke orang lain buat mereka jual/beli apalagi kalau mereka janjikan keuntungan," ujar Claristy di Jakarta, Rabu.
Ia menimpali, "Mereka mengatasnamakan Bitcoin soalnya ada yang ditutup, padahal bukan Bitcoin-nya yang bodong, tapi investasi yang menjanjikan Bitcoin ini yang bodong."
Lebih lanjut, Claristy berbagi tips untuk mengetahui sebuah platform menawarkan investasi bodong.
"Pertama, tim yang bekerja siapa saja tidak diketahui jelas. Kedua, menjanjikan return, ini sudah pasti bodong. Ketiga, cari tahu apakah platform-nya atau perusahaannya benar ada atau tidak, bisa search dari review orang juga," katanya.
Selain itu, ia mengemukakan, platform aset digital dapat dinilai kredibilitasnya dengan melihat siapa investor di balik perusahaan tersebut. Luno, misalnya, didukung oleh investor ternama seperti Venturra Capital dan juga telah menerima investasi dari Balderton Capital, RMI Holdings, Digital Currency Group, dan Naspers.
Perusahaan global berbasis di London yang telah menghadirkan aplikasinya di Indonesia itu juga memiliki tim yang berasal dari berbagai perusahaan seperti Google, Amazon, E&Y dan Standard Chartered.
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2018