CEO Google, Sundar Pichai saat konferensi I/O di Mountain View, mendemonstrasikan cara kerja Duplex, yang dapat digunakan untuk menelepon. Duplex yang ditunjukkan merupakan fitur yang disematkan di Google Assistant, digunakan untuk memesan meja di restoran dan membuat janji dengan salon.
Percakapan tersebut terdengar seperti dua orang sungguhan, terdengar beberapa saat jeda sebelum Duplex menjawab pertanyaan. Duplex juga mampu menyelipkan “hmmm…” atah “oh” sehingga percakapan terkesan alami.
Percakapan antara mesin, suara laki-laki dan perempuan, dengan manusia sungguhan juga diunggah mereka di blog.
Dalam unggahan di blog tersebut, Google menyatakan Duplex dapat berbicara sedemikian alami setelah dilatih secara mendalam untuk percakapan tertentu, tidak dapat digunakan untuk percakapan sehari-hari.
Tidak semua orang memuji keberhasilan Google mengembangkan suara robot yang mirip dengan manusia, laman Techcrunch menuliskan Thomas King, seorang peneliti di Digital Ethics Lab, Oxford Internet Institute berpendapat percobaan Duplex Google ini dirancang untuk menipu.
“Karena hipotesis utama mereka ‘bisa kah Anda bedakan dengan orang sungguhan?’. Dalam hal ini, tidak jelas kenapa hipotesis mereka tentang tipuan, bukan pengalaman pengguna,” kata King.
Dia berpendapat percobaan tersebut tidak akan terkesan mengakali manusia jika hipotesis Googla adalah “teknologi ini lebih baik dari versi sebelumnya, sama seperti suara manusia”.
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018