"Kita butuh adanya kantor berita ASEAN, kami sedang mendiskusikan kemungkinan ini, tetapi butuh banya waktu karena terkait skema kerja sama dan sumber dayanya," kata Wakil Sekretaris Jenderal ASEAN AKP Mochtan usai pembukaan perdana ASEAN-China Media Coopertion Forum di Wuxi, China, Sabtu.
Saat ini, lanjut Mochtan, skema tersebut bisa dalam bentuk antarpemerintah melalui masing-masing kantor berita atau melalui asosiasi.
"Ini yang belum ketemu dan tuntas karena kalau kita bicara yang sudah eksisting larinya ke `G to G`, bisa diuat saja antarasosiasi yang lebih terbuka dan inklusif," katanya.
Dia mengatakan tujuan usulan kantor berita tersebut agar negara-negara ASEAN tidak perlu lagi mengandalkan sumber berita dari media Barat.
"Daripada kita mengandalkan mereka, lebih baik mengandalkan media dari diri kita sendiri, ASEAN," katanya.
Saat ini, Mochtan menyebutkan sudah banyak bentuk kerja sama antarnegara ASEAN, contohnya ASEAN TV Network dan ASEAN Spotlight TV bekerja sama membagi informasi tentang ASEAN melalui pertukaran berita atau fitur (features) secara regular di 10 negara anggota ASEAN.
Dalam ASEAN Spotlight, pertukaran melalui data berbasis "cloud" dan "platform" manajemen.
"Bahan yang dibagi dalam tiga proyek ini membantu meningkatkan kesadaran dan pemahaman yang lebih jelas tentang ASEAN berikut dengan kerja sama program-programnya antara warga negara ASEAN melalui penyiaran berita dan ``eatures` di televisi," katanya.
Menurut dia, pemahaman yang komprehensif tentang ASEAN dapat berlanjut ke potensi jalinan kerja sama strategis di mana akan lebih banyak pihak terlibat.
Selain itu, lanjut Mochtan, kerja sama juga dalam bentuk penerapan teknologi dalam menangkal berita bohong atau "hoax".
"Saya pernah menjadi juri pengembangan teknologi semacam `microsoft championship` dan pemenangnya adalah mahasiswa Indonesia yang membuat aplikasi penangkal `hoax` dengan mesin pencarian dan `cross-reference` yang kuat. Mahasiswa Indonesia sudah mampu, kita lihat dari segi kebijakan pemerintahnya,` katanya.
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018