"Berbicara tentang penguasaan IT kan ini masuk era digital, orang mudah memasarkan dengan `online`. Ini yang mendasari kami untuk meluncurkan aplikasi e-commerce ini," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah M Arif Sambodo di Solo, Sabtu.
Ia mengatakan konsep Pakde Gayeng sendiri hampir sama dengan "market place" lain seperti Bukalapak dan Tokopedia. Ia mengatakan yang membedakan adalah Pakde Gayeng ini akan mengutamakan produk pelaku UMKM dari Jawa Tengah.
"Sebetulnya kan konsep `market place` itu sama, kebanyakan yang dijual adalah produk UMKM. Itu juga yang kami lakukan," katanya.
Ia mengatakan untuk aplikasi serupa, sebelumnya Pemprov Jateng sudah memiliki aplikasi Sadewa. Meski demikian, aplikasi ini dikelola oleh Dinas Koperasi dan UMKM, sedangkan Pakde Gayeng ini nanti akan dikelola sendiri oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan.
Menurut dia, dengan menjual produknya melalui "online" dalam hal ini "e-commerce" maka dapat memotong jalur distribusi dan produsen juga mudah memperoleh konsumen sehingga ke depan tidak lagi tergantung pada distributor.
Meski demikian, ia berharap agar pelaku UMKM ini menjaga kepercayaan yang diberikan oleh konsumen, salah satunya dari sisi kualitas produk yang dijual.
"Paling tidak dari sisi ketepatan jenis barang yang dipesan dan waktu pengiriman juga jangan meleset. Ini yang diinginkan konsumen," katanya.
Ia mengatakan saat ini aplikasi Pakde Gayeng sedang dalam tahap pembangunan sistem. Ia menargetkan pada tahun depan aplikasi tersebut sudah bisa diluncurkan dan dimanfaatkan oleh para pelaku UMKM.
"Paling tidak dari lebih dari 4 juta pelaku UMKM di Jawa Tengah, kalau kami bisa mewadahi penjualan setengahnya saja sudah sangat baik," katanya.
Pewarta: Aries Wasita Widi Astuti
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018