• Beranda
  • Berita
  • Mahathir larang mantan PM Najib tinggalkan Malaysia

Mahathir larang mantan PM Najib tinggalkan Malaysia

12 Mei 2018 22:27 WIB
Mahathir larang mantan PM Najib tinggalkan Malaysia
Perdana Menteri Malaysia Tun Dr Mahathir Mohamad (tengah) memberikan keterangan kepada pers di Menara Yayasan Selangor, Selangor, Malaysia, Sabtu (12/5/2018). Tun Mahathir mengumumkan Timbalan Perdana Menteri Malaysia (Datuk Seri Wan Azizah Ismail) dan tiga kabinet baru Malaysia yaitu Kementerian Kewangan (Lim Guan Eng), Kementerian Dalam Negeri (Muhyiddin Yassin) dan Kementerian Pertahanan (Mohamad Sabu) usai menang Pemilu ke-14 Malaysia pada (9/5). (ANTARA FOTO/Rafiuddin Abdul Rahman)
Kuala Lumpur (ANTARA News) - Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad melarang pendahulunya, Najib Razak, pergi ke luar negeri pada Sabtu.

Mahathir mengatakan ada bukti cukup untuk menyelidiki keterkaitan Najib dengan skandal multimiliar dolar.

Pihak imgrasi mengeluarkan perintah pelarangan meninggalkan Malaysia atas Najib dan istrinya, Rosmah Mansor, hanya beberapa menit setelah perdana menteri tersingkir itu mengatakan bahwa mereka akan pergi berlibur sepekan ke luar negeri untuk beristirahat setelah kekalahannya yang mengejutkan dalam pemilihan umum.

"Memang benar saya mencegah Najib meninggalkan negeri," kata Mahathir dalam acara jumpa pers.

Ia menambahkan bahwa langkah itu diambil untuk mencegah kemungkinan masalah timbul kemudian terkait ekstradisi.

"Ada cukup bukti bahwa penyelidikan terhadap hal-hal tertentu ... yang dilakukan mantan perdana menteri itu harus dijalankan dan, jika perlu, aturan hukum akan diterapkan," katanya.

Mahathir sebelumnya pernah menjabat sebagai perdana menteri negara berpenduduk mayoritas Melayu Muslim selama 22 tahun.

Ia mengatakan bahwa jaksa agung, yang melepaskan Najib dari kesalahan dalam skandal korupsi dana negara 1Malaysia Development Berhad (1MDB), sudah dipecat.

Sang jaksa agung, Apandi Ali, menolak memberikan tanggapan.

Setelah larangan bepergian ke luar negeri atasnya diumumkan, Najib mengatakan di Twitter bahwa ia akan menghormati keputusan itu dan akan tetap berada di Malaysia.

Pertanyaan soal keberadaannya terjawab ketika ia muncul dalam pertemuan Organisasi Kebangsaan Malaysia Bersatu (UMNO) untuk mengumumkan bahwa ia mengundurkan diri jabatan ketua partai dan ketua Barisan Nasional.

Barisan Nasional adalah persekutuan yang didominasi UMNO dan telah menguasai Malaysia selama enam dasawarsa.

Sebelumnya, kabar beredar di media sosial dan media setempat yang menyebutkan bahwa Najib dan istrinya berada dalam daftar penumpang sebuah pesawat jet, yang dijadwalkan terbang menuju Jakarta pada pukul 10.00 waktu setempat.

Namun, polisi kemudian mengatakan tidak ada pesawat yang akan lepas landas dari Bandara Sultan Abdul Aziz Shah dengan membawa Najib dan istrinya.

Najib kalah dalam pemilihan setidaknya sebagian karena skandal 1MDB yang membuat muak banyak kalangan.

Kabar muncul pada 2015 bahwa sekitar 700 juta dolar AS (sekitar Rp9,7 triliun) kemungkinan dicuri dari 1MDB dan masuk ke rekening-rekening bank pribadi Najib.

Najib membantah melakukan kesalahan, bahkan kendati pihak berwenang Amerika Serikat menduga bahwa dana sebesar 4,5 miliar dolar (sekitar Rp62,7 triliun) telah hilang melalui penipuan yang digerakkan seorang pemodal yang memiliki hubungan dekat dengan Najib dan keluarganya.

Jaksa Agung AS Jeff Sessions menyebut skandal 1MDB itu sebagai "pencurian terburuk negara" dan dana itu sedang diselidiki sebagai pencucian uang di setidaknya enam negara, termasuk Swiss, Singapura dan Amerika Serikat.

Menurut gugatan sipil yang dicatat Departemen Kehakiman AS, hampir 30 juta dolar (sekitar Rp418,5 miliar) dana yang dicuri itu digunakan untuk membeli perhiasan bagi Rosmah, termasuk kalung dengan berlian merah muda 22 karat yang langka. Demikian laporan Reuters.

(Uu.T008/M016)

Pewarta: antara
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018