Wakil Direktur Penunjang Medik RSUD dr Soetomo, Dr dr Hendrian, di Surabaya, Minggu, mengatakan, dari enam orang yang dirujuk tersebut satu orang dinyatakan meninggal dunia dan jenazahnya sudah dibawa ke RS Bhayangkara Polda Jawa Timur. "Saat ini tinggal lima orang yang masih menjalani perawatan di rumah sakit ini karena satu orang meninggal dunia dan dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim," katanya, saat dikonfirmasi di IGD RSUD dr Soetomo, Surabaya.
Ia mengemukakan, dari lima orang yang menjalani perawatan tersebut, ada satu orang yang diperbolehkan pulang karena hanya mengalami luka ringan. "Jadi tinggal empat orang yang dirawat di rumah sakit ini, dengan kondisi cukup kritis," katanya.
Ia menjelaskan, hampir seluruh pasien yang dirawat di rumah sakit ini mengalami luka serius akibat ledakan bom tersebut dan saat ini sedang dilakukan tindakan termasuk operasi. "Rata-rata yang dirujuk ke rumah sakit ini memang kondisinya cukup serius," ujarnya.
Sementara itu, keluarga pasien terus berdatangan ke RSUD Dr Soetomo Surabaya untuk mencari anggota keluarga mereka yang sedang dirawat di rumah sakit itu. Satu papan pengumuman terkait dengan jati diri pasien juga sudah dipasang di depan gedung IGD untuk memudahkan keluarga pasien mencari korban ledakan itu.
Dari papan pengumuman terlihat, enam pasien masing-masing miss X dari Gereja Santa Maria Tak Bercela Ngagel, Ahmad Nurhadi dari Gereja Santa Maria Tak Bercela Ngagel, Martha Jumani dari Gereja Pantekosta, Jalan Arjuna Surabaya, Giri dari Gereja Pantekosta, Jalan Arjuna Surabaya, Sonia dari Gereja Santa Maria Tak Bercela, dan Miss X dari Gereja Santa Maria Tak Bercela.
Pada Minggu, terjadi ledakan bom di tiga geraja berbeda di Surabaya, yakni Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya Utara, Surabaya, Gereja Kristen Indonesia di Jalan Diponegoro 146 Surabaya, dan Gereja Pantekosta, Jalan Arjuna Surabaya.
Pewarta: Indra Setiawan
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018