• Beranda
  • Berita
  • Tagar "SurabayaMelawan" hingga pernyataan Presiden Jokowi

Tagar "SurabayaMelawan" hingga pernyataan Presiden Jokowi

13 Mei 2018 21:08 WIB
Tagar "SurabayaMelawan" hingga pernyataan Presiden Jokowi
Presiden Joko Widodo (tengah) melihat lokasi ledakan di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Jalan Diponegoro, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/5/2018). Ledakan terjadi di tiga lokasi gereja di Surabaya. (ANTARA/Didik Suhartono)
Surabaya (ANTARA News) - Ledakan bom yang terjadi di tiga lokasi di wilayah Surabaya, Jawa Timur, Minggu pagi membuat warga Kota Pahlawan itu ramai membuat tanda pagar (tagar) atau "Hastag" dengan kata #SuraboyoWani di beberapa akun media sosialnya.

Hastag lainnya, seperti #Surabayaaman, #Kamitidaktakut, #SurabayaMelawan hingga #TerorisJancuk juga banyak menghiasi beberapa layar media sosial seperti twitter, Instagram, hingga Facebook milik warga, sebagai simbol pembuktikan perlawanan masyarakat Surabaya kepada teroris di dunia maya.

Salah satu kicauan dari Aris Ernanto melalui akun twitternya @Arisern mengatakan, pengeboman di Surabaya dipastikan dilakukan oleh orang tidak beragama, karena orang yang beragama selalu menyebarkan kedamaian, dan turut berduka cita atas peristiwa. Dan diakhiri dengan #SuroboyoWani.

Sedangkan di Instagram, berdasarkan pantauan Antara, tagar #SurabayaWani sudah mencapai 1.056 kiriman, salah satunya dari akun @anisfauzi480 yang mengatakan bahwa agama tidak mengajarkan kita membunuh saudara sendiri, yang ditutup dengan #SurabayaWani, #surabayatidaktakutteroris dan #prayforsurabaya.


Mengutuk

Sebelumnya, aksi mengutuk peristiwa ledakan bom di tiga tempat Surabaya itu juga datang dari berbagai kalangan, seperti organisasi kemasyarakat (ormas), pengusaha, masyarakat hingga akademisi.

Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa Timur KH Abdusshomad Buchori mengatakan bahwa terorisme bukan ajaran Islam dan setiap orang Islam yang memahami ajaran Islam, pasti mengutuk keras tindakan terorisme.

Tindakan terorisme berpotensi mencederai rasa persatuan dan kesatuan, serta menimbulkan kecemasan dan gangguan terhadap ketenteraman dan ketertiban masyarakat, lebih-lebih umat Islam sebentar lagi akan menjalankan ibadah Ramadhan," kata Abdusshomad, dalam keterangan persnya menyikapi adanya teror bom yang terjadi di Surabaya, Minggu.

MUI, kata dia, mengutuk keras pelaku pengeboman yang terjadi di Surabaya yang dilakukan oleh siapapun dengan tujuan apapun.

Ia mengatakan, MUI juga telah lama mengeluarkan fatwa tentang terorisme, yang menyatakan terorisme adalah tindakan kejahatan terhadap kemanusiaan dan peradaban yang jelas-jelas diharamkan oleh agama, baik dilakukan oleh perorangan, kelompok, maupun negara dengan tujuan apapun.

"Kami minta kepada aparat kepolisian untuk bisa mengungkap kasus ini secara transparan sehingga tidak menimbulkan prasangka di antara elemen bangsa. Dan kami mengajak kepada seluruh masyarakat untuk waspada sembari tetap tenang dan tidak terprovokasi dengan kejadian ini," tuturnya.

Sedangkan Rektor ITS, Prof Joni Hermana, menyatakan sebagai bagian dari masyarakat akademik, ITS menyesalkan dan mengutuk keras segala bentuk tindakan teror, apapun motifnya karena hal itu bertentangan dengan ajaran agama manapun.

"Mari kita bersama-sama mendukung penuh segala upaya aparat keamanan dalam mengusut secara cepat dan mengambil tindakan pencegahan dengan tidak menyebarkan foto maupun gambar apapun yang berkaitan dengan korban, karena hal itu akan menjadi bentuk kampanye dari upaya-upaya tindakan para teroris tersebut," ujarnya.

Ia meminta, masyarakat Surabaya dan Jatim untuk menggalang solidaritas seluruh warga melalui berbagai cara, sebab kemerdekaan bangsa telah dibangun oleh perjuangan kepahlawanan Arek-arek Suroboyo.

"Jangan biarkan Surabaya diciderai dan dijajah kembali oleh kepentingan kelompok tertentu yang ingin memecah-belah bangsa. Mari kita galang solidaritas seluruh masyarakat Surabaya bahwa kita tidak takut terorisme," katanya.

Pimpinan Daerah (PD) Muhammadiyah Kota Surabaya juga mengecam tindakan pengeboman yang diduga dilakukan teroris di tiga gereja di Kota Surabaya, Minggu pagi.

"Kami Pimpinan Daerah Muhammadiyah Surabaya meminta aparat keamanan untuk mengusut tuntas pelaku pengeboman," kata Ketua PD Muhammadiyah Surabaya Mahsun Jayadi di Surabaya, Minggu.

"Kami meminta seluruh warga Surabaya untuk waspada dengan menjaga kota ini," ujarnya. PD Muhammadiyah Surabaya menyiapkan anggota Kokam untuk membantu penanganan korban. Bantuan tersebut sesuai dengan visi Muhammadiyah yang dengan teguh memperjuangkan puncak kebaikan bagi ummat, bangsa, dan kemanusian.

Tanggapan juga datang dari Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Surabaya Achmad Muhibin yang mendukung aparat keamanan untuk mengusut tuntas peristiwa pengeboman di tiga gereja di Kota Pahlawan, Minggu.

"Kami mendukung aparat keamanan untuk mengusut tuntas peristiwa ini, menangkap pelaku dan jaringannya serta memprosesnya dengan hukuman seberat-beratnya," katanya seraya berharap semua warga Kota Pahlawan untuk tetap waspada dan mempererat persatuan di antara semua elemen bangsa untuk melawan teroris.

Gubernur Jawa Timur, Soekarwo meminta masyarakat untuk tidak takut terhadap terorisme, dan harus berani melawannya karena terorisme merusak sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Polri dan TNI sebagai kekuatan inti selalu bersama-sama masyarakat melakukan pengaman," kata Soekarwo yang akrab dipanggil Pakde Karwo disela-sela mengunjungi lokasi tempat kejadian perkara (TKP) bom bunuh diri di Gereja Jalan Arjuna Surabaya, Minggu.

Soekarwo juga menyampaikan rasa duka mendalamnya atas terjadinya korban jiwa dalam ledakan bom di Surabaya tersebut.

Ia mengatakan, dirinya bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompida) terus akan memperkuat pengamanan di semua tempat. Langkah yang sama juga dilakukan untuk mendeteksi dini dengan memperkuat tiga pilar, yakni kepala desa, babinkamtibmas, dan babinsa.

Ketua Umum Majelis Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila Jawa Timur, La Nyalla Mahmud Mattalitti mengutuk pula aksi keras teror berupa ledakan bom di sejumlah tempat ibadah di Surabaya, Minggu.

"Saya dan seluruh kader Pemuda Pancasila siap berada di garis terdepan melawan segala bentuk aksi teror yang menimbulkan korban warga tak bersalah serta mengganggu ketenteraman masyarakat Jawa Timur yang selama ini terjaga dengan baik," kata La Nyalla, melalui keterangan persnya di kantor MPW PP Jatim, Surabaya, Minggu.

Menurutnya, aksi tersebut adalah tindakan brutal yang melukai hati warga Jawa Timur. Oleh karena itu dirinya meminta seluruh masyarakat untuk bersatu melawan segala bentuk aksi teror yang coba merontokkan persatuan, dan bertujuan mengadu domba antaranak negeri di Indonesia.

"Jangan pernah merasa takut, karena menciptakan ketakutan dan keresahan adalah tujuan dari aksi teror," kata La Nyalla, yang juga calon anggota DPD RI dari Dapil Jatim itu.

Ia megatakan, masyarakat Jawa Timur tidak pernah takut pada terorisme dengan semboyan "Sadumuk bathuk, sanyari bumi, ditohi pati, yang artinya rakyat Jatim kalau diinjak harga dirinya, diganggu ketenteramannya, akan bersatu melawan, termasuk pada aksi-aksi teror semacam ini".

Ungkapan senada juga disampaikan Pimpinan Gereja Katolik Keuskupan Surabaya Uskup Vincentius Sutikno Wisaksono yang menyesalkan kejadian teror bom yang terjadi di tiga gereja di Surabaya yang mengakibatkan 10 orang meninggal dunia.

"Saya mengutuk perbuatan keji dan biadab ini. Anak-anak di gereja berdoa agar arwah mereka (korban) di tempat yang layak," katanya saat menghadiri misa di Gereja Katolik St. Vincentius a Paulo di Kediri, Jawa Timur, Minggu.

Ia sangat menyesalkan adanya teror tersebut. Namun, ia prihatin sikap pelaku utama yang mengajari para pelaku untuk melakukan aksi teror yang melukai orang lain. Padahal, binatang saja tidak akan tega melukai makhluk lainnya.

"Bagaimana mereka bisa menipu, bagaimana bisa melakukan itu, padahal binatang saja tidak akan melakukan itu. Ini terjadi karnea ada yang merekayasa mengajarkan orang lain. Pengecut itu," ujar dia.

Ia mengimbau umat agar tetap tenang dan melakukan ibadah seperti biasanya. Umat diimbau tidak takut. Namun, jika mereka sementara libur, karena masih khawatir diperbolehkan tidak berkunjung ke gereja.

"Saya imbau umat tetap tenang tidak perlu mengurangi aktivitas beribadah, karena itu membuat mereka yang berbuat jahat bersuka ria. Yang ingin merusak rasa kesatuan ini, ingin agar umat berhenti, tapi jelas ini sia-sia," katanya.


Kunjungan Presiden

Presiden Joko Widodo tiba di Surabaya untuk mengunjungi korban ledakan bom di tiga gereja di Surabaya pada Minggu.

Presiden tiba di bandara Internasional Juanda Surabaya di Sidoarjo menggunakan pesawat kepresidenan Indonesia-1 pukul 14.30 WIB. Presiden didampingi oleh Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno.

Jokowi yang mengenakan kemeja putih lengan panjang didampingi Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian sempat mendekat ke titik lokasi yang menjadi pusat ledakan, termasuk melihat puing-puing puluhan sepeda motor yang terparkir milik jemaat.

Presiden usai meninjau gereja di Jalan Diponegoro dan GPPS di Jalan Arjuna yang juga menjadi lokasi ledakan, meninggalkan tempat pukul 16.00 WIB untuk bergeser ke RS Bhayangkara mengunjungi sejumlah korban yang dirawat.

Sementara itu, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian di Surabaya lebih dahulu untuk kemudian memantau langsung lokasi ledakan bom di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) Jalan Raya Arjuno, Minggu siang.

Didampingi sejumlah petinggi Polri dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Kapolri yang tiba sekitar pukul 13.30 WIB langsung mendekati tempat kejadian perkara.


Biadab

Presiden Joko Widodo menyatakan serangkaian aksi terorisme di tiga Gereja di Surabaya merupakan tindakan biadab dan di luar batas kemanusian.

"Tindakan terorisme kali ini sungguh biadab dan di luar batas kemanusian yang menimbulkan korban anggota masyarakat, anggota kepolisisan dan juga anank-anak yang tak berdosa," kata Presiden saat menjenguk korban teror di tiga Gereja di Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya, Minggu sore.

Presiden juga mengutuk para pelaku yang mengunakan dua anak yang berumur kurang lebih 10 tahun digunakan untuk pelaku bon bunuh diri.

"Tak ada kata yang dapat menggambarkan betapa dalam duka cita kita, semua atas jatuh korban akibat serangan bom diri di Surabaya ini," kata Kepala Negara, menegaskan.

Jokowi juga mengatakan bahwa terorisme adalah kejahatan terhadap kemanusian dan tidak ada kaitannya dengan ajaran agama apapun.

"Semua ajaran agama menolak terorime, apapun alasannya," ujar Presiden yang didampingi Menko Polhukam Wiranto dan Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnivian.

Presiden menegaskan bahwa dirinya telah memerintahkan kepada Kapolri untuk mengusut tuntas jaringan-jaringan pelaku dan membongkar jaringan itu sampai ke akar-akarnya.

"Seluruh aparat negara tidak akan membiarkan tindakan pengecut semacam ini, dan mengajak semua anggota masyarakat untuk bersama-sama memerangi terorisem radikalisme yang bertentangan nilai-nilai agama, nilai luhur kita sebagai bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai Ketuhanan da nilai kebhinnekaan," tegasnya.

Presiden juga mengimbu seluruh rakyat di seluruh pelosok Tanah Air agar semuanya tetap tenang dan menjaga persatuan serta tetap waspada.

"Dengan upaya bersama seluruh bangsa, terorisme dapat kita berantas. Kita harus bersatu melawan terorisme," katanya.

Presiden juga mendoakan para korban yang meninggal dunia semoga mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan keikalasan.

"Untuk korban yang luka-luka mari kita doakan agar diberi kesembuhan dan negara, pemerintah menjamin semua biaya," tuturnya.
Presiden Joko Widodo didampingi Menko Polhukam Wiranto dan Kapolri Jemderal (Pol) Tito Karnavian memberikan keterangan pers saat mengunjungi para korban teror di tiga Gereja di Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya, Minggu. (Desca Lidya Natalia)

Pewarta: Slamet Hadi Purnomo
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018