Termasuk orang pertama di Republik, yaitu Presiden Joko Widodo yang membatalkan tiga acara di Jakarta yang telah dijadwalkan untuk "terbang" ke Kota Pahlawan, mengunjungi Tempat Kejadian Perkara (TKP) gereja-gereja yang menjadi lokasi ledakan bom di Surabaya pada Minggu sore.
Presiden didampingi Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Wiranto, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kepala BIN Jenderal Pol (Purn) Budi Gunawan mengunjungi 2 gereja.
Gereja pertama adalah GKI di Jalan Diponegoro. Presiden dan rombongan tiba pukul 15.30 WIB disambut Gubernur Jawa Timur Soekarwo dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Di GKI, Presiden sempat masuk ke pelataran gereja dan meninjau sekitar 5 menit.
Selanjutnya pada pukul 15.45 WIB Presiden tiba di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya di Jalan Arjuna. Di gereja yang seluruh bagian depannya gosong tersebut, Presiden lama berbincang dengan Menkopolhukam, Kepala BIN, Kapolri dan Panglima TNI.
Motor-motor yang diparkir di depan gereja pun gosong terbakar. Masih ada bau material terbakar saat Presiden tiba di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya itu.
Kabar terakhir, sebanyak 17 korban meninggal dunia ada delapan korban yang belum diidentifikasi karena masih olah TKP dan identifikasi.
Para korban dirawat di beberapa rumah sakit yaitu di RS Bedah Surabaya dan RSUD dr Soetomo. Sedangkan jumlah korban yang dirawat ada 41 orang.
Namun identifikasi nama korban, umur dan jenis kelamin baik yang di tempat kejadian perkara (TKP) maupun RS belum disampaikan oleh pihak kepolisian. Saat ini pihak kepolisian sedang melakukan pengamanan ketat di seluruh gereja.
Sebelumnya, ledakan terjadi di Gereja Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya, Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Jalan Diponegoro, dan Gereja Pantekosta Pusat di Jalan Arjuna.
Ledakan pertama terjadi di Gereja Maria Tak Tercela, yaitu pada sekitar pukul 07.30 WIB. Adapun dua ledakan lain, berjeda masing-masing 5 menit setelah ledakan pertama.
Presiden RI Joko Widodo memantau langsung lokasi ledakan bom di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) Jalan Raya Arjuna selama sekitar 15 menit.
"Bapak tadi melihat dari luar dan lumayan lama berdiri di depan gereja," ujar Kapolsek Sawahan Komisaris Polisi Dwi Eko ketika ditemui di lokasi.
Jokowi yang mengenakan kemeja putih lengan panjang didampingi Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian sempat mendekat ke titik lokasi yang menjadi pusat ledakan, termasuk melihat puing-puing puluhan sepeda motor yang terparkir milik jemaat.
Saat orang nomor satu di Indonesia itu datang, empat jenazah yang menjadi korban ledakan, termasuk satu jenazah diduga pelaku bom bunuh diri menggunakan mobil, masih belum dievakuasi.
Ratusan warga juga tampak melihat dari jauh saat Presiden Jokowi yang datang bersama rombongannya hendak meninggalkan lokasi.
Mobil Indonesia 1 yang ditumpangi Presiden berjalan perlahan dan diikuti Paspampres yang berlari-lari kecil di depan, belakang, serta kanan dan kiri mobil.
Tiba pukul 15.45 WIB, Presiden yang sebelumnya juga meninjau gereja di Jalan Diponegoro yang menjadi lokasi ledakan lainnya, meninggalkan tempat pukul 16.00 WIB untuk bergeser ke RS Bhayangkara mengunjungi sejumlah korban yang dirawat.
Presiden Joko Widodo menjenguk korban luka akibat ledakan bom di tiga gereja di Surabaya, Jawa Timur (Jatim), yang dirawat di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara di Surabaya.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi korban luka di RS Bhayangkara, Surabaya setelah mendatangi dua lokasi kejadian perkara pengeboman yakni GKI di Jalan Diponegoro Surabaya dan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya di Jalan Arjuna.
Presiden mengunjungi korban yang dirawat dengan didampingi beberapa pejabat di antaranya Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian, Menko Polhukam Wiranto, Kepala BIN Budi Gunawan, dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.
Sebelumnya, Presiden Jokowi membatalkan dua agendanya di Jakarta dan langsung bertolak ke Surabaya tidak lama setelah mendapatkan laporan adanya ledakan bom di kota tersebut.
Presiden mendapatkan laporan terkait ledakan di Gereja Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya, Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Jalan Diponegoro, dan Gereja Pantekosta Pusat di Jalan Arjuna.
Ledakan pertama terjadi di Gereja Maria Tak Tercela, yaitu pada sekitar pukul 07.30 WIB. Adapun dua ledakan lain, berjeda masing-masing 5 menit setelah ledakan pertama.
"Tindakan terorisme kali ini sungguh biadab dan di luar batas kemanusiaan yang menimbulkan korban anggota masyarakat, anggota kepolisian, dan juga anak-anak yang tidak berdosa termasuk juga pelaku yang menggunakan dua anak yang berumur kurang lebih 10 tahun yang digunakan juga untuk pelaku bom bunuh diri," kata Presiden.
Ia menegaskan bahwa terorisme adalah kejahatan kemanusiaan dan tidak ada kaitannya dengan agama apapun dimana semua ajaran agama menolak terorisme apapun alasannya.
Anak-anak
Saat menggelar konferensi pers di Surabaya, Minggu sore, Presiden Joko Widodo menyebutkan bahwa pelaku pengeboman gereja di Surabaya menggunakan dua anak kecil dalam melakukan aksi bom bunuh diri.
"Pelaku menggunakan dua anak berumur kurang lebih 10 tahun yang digunakan juga untuk pelaku bom bunuh diri," ungkap Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Selanjutnya Presiden juga mengunjungi korban luka yang dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya. Presiden pun menyesalkan bahwa aksi pengeboman itu telah menelan banyak korban di antaranya adalah anak-anak yang tidak berdosa.
Keprihatinan tersebut disampaikan Presiden mengingat seharusnya tidak terjadi atau jatuh korban yang begitu banyak terlebih adalah anak-anak kecil.
"Tindakan terorisme kali ini sungguh biadab dan di luar batas kemanusiaan yang menimbulkan korban anggota masyarakat, anggota kepolisian, dan juga anak-anak yang tidak berdosa," ujarnya.
Presiden menegaskan bahwa terorisme adalah kejahatan terhadap kemanusiaan dan tidak ada kaitannya dengan agama apapun, semua ajaran agama menolak terorisme dengan alasan apapun.
Presiden Joko Widodo menyatakan serangkaian aksi terorisme di tiga Gereja di Surabaya merupakan tindakan biadab dan di luar batas kemanusian.
"Tindakan terorisme kali ini sungguh biadab dan di luar batas kemanusian yang menimbulkan korban anggota masyarakat, anggota kepolisisan dan juga anak-anak yang tak berdosa," kata Presiden saat menjenguk korban teror di tiga Gereja di Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya.
"Tak ada kata yang dapat menggambarkan betapa dalam duka cita kita, semua atas jatuh korban akibat serangan bom diri di Surabaya ini," kata Kepala Negara, menegaskan.
Jokowi juga mengatakan bahwa terorisme adalah kejahatan terhadap kemanusian dan tidak ada kaitannya dengan ajaran agama apapun.
"Semua ajaran agama menolak terorime, apapun alasannya," ujar Presiden yang didampingi Menko Polhukam Wiranto dan Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnivian serta Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kepala BIN Jenderal Pol (Purn) Budi Gunawan.
Presiden menegaskan bahwa dirinya telah memerintahkan kepada Kapolri untuk mengusut tuntas jaringan-jaringan pelaku dan membongkar jaringan itu sampai ke akar-akarnya.
"Seluruh aparat negara tidak akan membiarkan tindakan pengecut semacam ini, dan mengajak semua anggota masyarakat untuk bersama-sama memerangi terorisem radikalisme yang bertentangan nilai-nilai agama, nilai luhur kita sebagai bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai Ketuhanan da nilai kebhinnekaan," tegasnya.
Presiden juga mengimbu seluruh rakyat di seluruh pelosok Tanah Air agar semuanya tetap tenang dan menjaga persatuan serta tetap waspada.
"Dengan upaya bersama seluruh bangsa, terorisme dapat kita berantas. Kita harus bersatu melawan terorisme," katanya.
Presiden juga mendoakan para korban yang meninggal dunia semoga mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan keikalasan.
"Untuk korban yang luka-luka mari kita doakan agar diberi kesembuhan dan negara, pemerintah menjamin semua biaya," tuturnya.
Presiden Joko Widodo, terkait ledakan bom di tiga gereja di Surabaya, mengajak masyarakat Indonesia untuk bersatu melawan terorisme.
"Kita harus bersatu melawan terorisme. Saya mengajak semua anggota masyarakat untuk bersama-sama memerangi terorisme, memerangi radikalisme yang bertentangan dengan nilai-nilai agama, nilai-nilai luhur kita sebagai bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai Ketuhanan dan nilai-nilai kebhinekaan," kata Presiden Joko Widodo di RS Bhayangkara Polri Surabaya.
"Hari ini telah terjadi aksi teror di tiga lokasi di Surabaya. Tindakan terorisme kali ini sungguh biadab dan di luar batas kemanusiaan yang menimbulkan korban anggota masyarakat, anggota kepolisian dan juga anak-anak yang tidak berdosa," tambah Presiden.
Pelaku diduga 1 keluarga yang melakukan serangan di Gereja Pentakosta Pusat Jalan Arjuna yaitu pria bernama Dita Rifuanto. Sebelumnya ia menurunkan istrinya Puji Wastuti dan 2 anaknya Fadila Sari (12) dan Vamela Riskika (9), yang melakukan aksi di GKI Diponengoro sedangkan pelaku peledakan di Gereja Maria Tak Tercela adalah dua laki-laki yang diduga putra Dita yaitu Yusuf dan Irman.
"Terorisme adalah kejahatan terhadap kemanusiaan dan tidak ada kaitannya dengan agama apapun, semua ajaran agama menolak terorisme dengan apapun alasannya," tegas Presiden.
Tidak ada kata yang dapat menggambarkan betapa dalam rasa duka cita atas jatuhnya korban akibat serangan bom bunuh diri di Surabaya.
"Tadi pagi saya sudah memerintahkan kepada Kapolri untuk mengusut tuntas jaringan-jaringan pelaku dan saya perintahkan untuk membongkar jaringan itu sampai ke akar-akarnya. Seluruh aparat negara tak akan membiarkan tindakan pengecut semacam ini," ungkap Presiden.
Presiden mengimbau agar seluruh rakyat di pelosok Tanah Air agar semuanya tetap tenang menjaga persatuan dan waspada.
"Hanya dengan upaya bersama seluruh bangsa terorisme dapat kita berantas. Marilah kita berdoa untuk para korban yang meninggal dunia. Semoga mereka mendapatkan yang terbaik di sisi Allah SWT," ucap Presiden.
Pemerintah pun menjamin semua biaya pengobatan dan perawatan para korban.
Pewarta: Chandra Hamdani Noor
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018