Peristiwa tersebut meninggalkan duka mendalam sebab merenggut korba jiwa dan luka-luka. Sebelumnya juga terjadi kerusuhan yang dilakukan napi kasus terorisme di Mako Brimob, Depok, Jawa Barat, yang juga merenggut lima korban jiwa polisi.
"Ingat, bukan sifat dan karakter bangsa Indonesia melakukan aksi kejam seperti itu. Itu karena pengaruh paham radikal yang sengat ekstrim," kata dia, dalam siaran pers, di Jakarta, Senin.
Cahyono mengungkapkan itu saat membuka Sosialisasi Empat Pilar MPR hasil kerjasama MPR dengan Yayasan Laskar Muda Indonesia, yang dihadiri sekitar ratusan peserta mahasiswa Universitas Muhammadiyah Aceh, beberapa unsur mahasiswa dan organisasi kepemudaan seperti Pemuda Paguyuban Daerah Kabupaten/Kota, Pemuda Muhammdiyah Aceh, IMM, HMI, PMII dan lainnya.
Acara yang digelar di Unmuha Convention Center (UCC) Ahmad Dahlan Universitas Muhammdiyah, Banda Aceh, Senin, ini juga dihadiri pimpinan Lembaga Pengkajian MPR, Ahmad Hamid, Ketua Aisiyiah Aceh, Zaidar Ja'far, Ketua Dewan Penasehat YLMI, Irvanusir Rasman, dan kepala Polsek Lueng Bata, Banda Aceh.
Dalam kesempatan itu, Cahyono mengajak seluruh peserta untuk mengheningkan cipta dan berdoa untuk para korban.
Kepada para peserta, dia menegaskan, pemahamam jati diri bangsa yang benar akan memunculkan karakter bangsa yang baik dan sesuai nilai-nilai luhur bangsa yang ada dalam Empat Pilar MPR, yaitu Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.
"Bicara tentang Empat Pilar MPR adalah bicara tentang jati diri bangsa Indonesia. Pemahaman dan implementasi jati diri bangsa yang kuat akan membentengi rakyat Indonesia dari pengaruh pemahaman radikalisme," tandasnya.
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018