"Kami mencoba untuk menjamin keamanan, keamanan itu ditingkatkan," kata Arief Yahya di Jakarta, Senin malam.
Di samping itu, semua pihak sangat berduka dan berbela sungkawa atas tragedi peledakan bom yang memakan korban khususnya di tiga gereja di Surabaya pada Minggu (13/5).
Pihaknya seketika langsung bergerak untuk memastikan Tim MKK (Manajemen Krisis Kepariwisataan) bekerja untuk memantau seluruh perkembangan keadaan.
"Ada krisis center dan kita memonitor semua keadaan kita yakinkan bahwa wisatawan aman," katanya.
Pihaknya menyadari dan menghargai beberapa negara yang mengeluarkan "travel advice" kepada warna negaranya yang akan bepergian ke Indonesia.
"Itu kita hargai karena kita sadar itu kewajiban negara tersebut untuk melindungi warga negaranya," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Arief Yahya mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersatu melawan terorisme dan kembali mengangkat citra baik pariwisata Indonesia.
Menurut dia, saat ini Indonesia adalah korban dari terorisme dan aksi tersebut bisa terjadi dimanapun di belahan dunia ini.
"Hal seperti ini tidak seorang pun mengharapkan. Bisa terjadi dimana saja tidak seorang pun mengharapkan, yang penting ini segera recovery," katanya.
Jika keadaan telah sepenuhnya pulih, ia berharap negara-negara yang menerbitkan "travel advice" untuk Indonesia segera mencabut status tersebut.
Kemenpar sendiri terus memantau dan memberikan update informasi terkait kondisi terakhir termasuk soal lalu lintas perjalanan udara, pengamanan akomodasi, hotel, dan lain-lain yang disampaikan salah satunya melalui website resminya agar tidak menimbulkan keraguan/kekhawatiran bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke Indonesia.
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018