• Beranda
  • Berita
  • Bekraf buka Paviliun Indonesia untuk pamerkan startup lokal di Australia

Bekraf buka Paviliun Indonesia untuk pamerkan startup lokal di Australia

15 Mei 2018 10:48 WIB
Bekraf buka Paviliun Indonesia untuk pamerkan startup lokal di Australia
(kiri-kanan) Atase Perdagangan RI di Canberra Nurimansyah, Deputi Pemasaran Bekraf, Josua Simanjuntak, Deputi Infrastruktur Bekraf Hari Sungkari, Konsul Jenderal Indonesia untuk New South Wales, Queensland dan Australia Selatan Heru Subolo, Kepala Indonesia Trade Promotion Center Sydney Agung Haris Setiawan dan perwakilan dari CeBIT Tim Bostridge saat pembukaan Paviliun Indonesia di pameran teknologi CeBIT Sydney 2018. (ANTARA News/HO Bekraf)
Sydney (ANTARA News) - Badan Ekonomi Kreatif menggelar Paviliun Indonesia Archipelageek selama pameran teknologi Centrum fur Buroautomation, Informationteknologie und Telekomunikation (CeBIT) yang tahun ini diadakan di Sydney, Australia pada 15-17 Mei.

“Sydney ini tempat yang tepat untuk pasar Australia dan Asia Pasifik. Kami membawa delapan perusahaan rintisan supaya mereka bisa bertemu dengan calon investor, pengguna dan juga mitra,” kata Deputi Pemasaran Bekraf, Josua Simanjuntak, usai pembukaan Paviliun Indonesia Archipelageek di International Convention Center, Sydney, News South Wales, Selasa.

Dalam kesempatan ini, Bekraf menggandeng delapan perusahaan rintisan Indonesia untuk memamerkan produk mereka, dengan harapan dapat bermitra dengan pasar di Australia.

“Kami harapkan delegasi Indonesia bisa meluaskan pasarnya. Selain itu, kami juga atur pertemuan dengan pemerintah New South Wales supaya ada kesempatan bagi mereka untuk mengembangkan bisnis,” kata Josua.

Squline, Medico, 8Villages Indonesia, Nicslab, Yava-Solusi 247, Jojonomic, Ukirama, dan Metabuilders (Merakyat.co) tahun ini terpilih untuk mewakili perusahaan rintisan Tanah Air setelah melalui serangkaian seleksi dari kurator yang terdiri dari tim Bekraf, Indonesia Trade Promotion di Sydney serta sejumlah juri yang ahli di bidang teknologi.

Para peserta pameran yang tersaring dalam program ini cukup beragam, terdapat perusahaan yang membuat platform belajar bahasa online, perangkat lunak untuk sistem manajemen rumah sakit hingga platform manajemen data.

Josua berharap para delegasi maupun pelaku teknologi digital menyadari bahwa solusi yang berasal dari Indonesia tidak berarti hanya dapat digunakan di negeri sendiri karena di negara lain bisa juga mengalami kejadian yang sama.

“Walaupun tumbuh dari Indonesia, tapi solusi ini berlaku global,” kata dia.

Paviliun Indonesia mengusung tema Archipelageek, bermakna negara Indonesia yang terkenal sebagai negara kepulauan memiliki ahli di bidang teknologi, yang dalam bahasa Inggris pergaulan sering disebut “geek”.

CeBIT Sydney 2018 resmi dibuka mulai hari ini, selama tiga hari ke depan, pameran business to business akan menghadirkan sejumlah pembicara yang ahli dalam bidang teknologi digital maupun keamanan siber.

Saat pembukaan utama CeBIT Sydney 2018, Menteri Keuangan, Layanan dan Properti Pemerintah New South Wales, Victor Dominello, menyatakan teknologi digital membantu untuk menyelesaikan permasalahan yang ada, sekaligus mengubah kebiasaan yang sudah berlaku di masyarakat.

“Teknologi digital bertujuan untuk mengubah masyarakat dan memperbaiki kualitas hidup manusia,” kata Dominello, saat pembukaan CeBIT Sydney 2018.
 

Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018