Kegiatan ini digelar oleh Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah (IKM) bekerja sama dengan Yayasan Batik Indonesia.
"Pameran ini bertujuan untuk mempromosikan karya-karya terbaik dari para perajin atau IKM batik, untuk memperluas pasar agar menjadi komoditas perdagangan baik untuk pasar dalam negeri maupun luar negeri," kata Dirjen IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih di Jakarta, Selasa.
Gati menyampaikan, pameran tersebut sekaligus menunjukkan bahwa batik sebagai kekuatan yang mampu menggerakkan perekonomian rakyat di Indonesia.
Pameran yang diikuti oleh 48 perajin IKM batik binaan YBI ini, diselenggarakan selama empat hari, 15-18 Mei 2018, dan setiap harinya dibuka mulai pukul 09.00 sampai dengan 17.00 WIB.
Gati mengatakan untuk meningkatkan akses pasar, Kementerian Perindustrian memiliki program e-Smart IKM yang bertujuan mendorong pelaku usaha untuk masuk dalam pemasaran online.
"Kami juga mendorong agar industri batik memanfaatkan berbagai fasilitas pembiayaan dari lembaga pembiayaan perbankan atau non perbankan lainnya untuk memperkuat struktur modalnya," tambah Gati.
Ia juga mendorong agar para perajin batik untuk memperoleh berbagai fasilitas pembiayaan seperti Kredit Usaha Rakyat, Lembaga Pembiayaan Ekspor Impor dan insentif lainnya untuk memperkuat struktur modal.
"Dengan demikian, diharapkan industri batik nasional dapat tumbuh signifikan dan daya saingnya meningkat,” tambahnya.
Gati berharap pengembangan industri batik nasional terus terjalin kolaborasi dan sinergi antara akademisi, pelaku usaha, pemerintah, dan komunitas.
"Hal ini sangat penting karena setiap stakeholder tersebut memiliki peran yang berbeda, sehingga dengan kolaborasi ini pengembangan industri batik akan terintergrasi dan sustainable dari hulu sampai ke hilir," katanya.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2018