• Beranda
  • Berita
  • BPPT pertimbangkan gunakan roket untuk hujan buatan

BPPT pertimbangkan gunakan roket untuk hujan buatan

15 Mei 2018 15:39 WIB
BPPT pertimbangkan gunakan roket untuk hujan buatan
Alat Modifikasi Cuaca BPPT Tim dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan TNI AU melakukan persiapan modifikasi cuaca (hujan buatan) untuk penanggulangan bencana asap kebakaran hutan dan lahan di Bandara Halim Pedana Kusuma, Jakarta, Minggu (1/11). Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menyiapkan satu unit pesawat Hercules C-130 dengan daya jelajah lebih dari delapan jam dan bahan semai empat ton sekali penerbangan sebagai armada modifikasi cuaca (Hujan Buatan). (ANTARA FOTO/Reno Esnir)
Jakarta (ANTARA News) - Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Unggul Priyanto mengatakan pihaknya terus menyempurnakan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) termasuk dengan mengkaji pengembangan roket untuk mengupayakan hujan buatan.

"Efektivitas untuk menyentuh awan akan lebih bagus lagi kalau misalnya pakai roket. Kalau (dengan) pesawat kan terkadang tidak efektif karena pasti ada batas terbangnya," kata Unggul setelah membuka gathering Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca di BPPT, Jakarta, Selasa.

Menurut dia, jika menggunakan roket memang bisa ditembakkan dari pesawat atau dari darat, dan akan lebih tepat sasaran. ?Dengan roket lebih efektif bisa ditembakkan dari pesawat dan lebih tepat sasaran. Saya kira ini akan lebih signifikan hasilnya.

Sekretaris Utama (Sestama) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Dody Ruswandi pada kesempatan sama mengatakan pengembangan teknologi serupa TMC di negara lain di Asia Tenggara belum ada, hanya Indonesia yang sudah aktif menggunakannya.

"Saya tanya ke negara lain tidak ada. Hanya Indonesia saja yang punya, bahkan sudah dalam bentuk operasi kerja udara lengkap terstruktur dan lengkap," ujar Dody.

Sejauh ini, di Indonesia, TMC memang baru dimanfaatkan untuk mencegah munculnya asap dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Namun, menurut dia, teknologi ini akan semakin dibutuhkan untuk mendukung sektor lainnya seperti pertanian, energi, mitigasi kebencanaan metrohidrologi seiring dengan meningkatnya perubahan iklim.

Masyarakat di Indonesia pun, menurut dia, semakin mengetahui manfaat teknologi ini, terbukti setiap tahun Pemerintah Daerah (Pemda) di provinsi-provinsi rawat karhutla selalu meminta satu paket mitigasi dengan pesawat dan TMC. Bahkan, ada pula permintaan penggunaan teknologi ini untuk keperluan keberlangsungan sebuah perhelatan besar, bukan untuk mitigasi bencana.

"Mudah-mudahan kita bisa promosikan teknologi ini ke negara-negara ASEAN. Ini bentuk investasi sekaligus untuk kemanusiaan," lanjutnya.

Baca juga: BPPT dan BNPB terapkan hujan buatan untuk amankan Asian Games 2018
Baca juga: BPPT gunakan drone untuk hujan buatan

Pewarta: Virna Puspa S
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018