Sayangnya, mereka yang tinggal di kota besar seringkali memiliki aktivitas padat sehingga tidak cukup waktu yang tersedia untuk datang ke kelas untuk belajar bahasa asing. Menjawab tantangan tersebut, Squline menawarkan kelas belajar bahasa asing secara virtual.
Squline berawal dari pengalaman pribadi pendirinya, Tommy Yunus Tjen, saat belajar bahasa Mandarin ketika melanjutkan sekolahnya ke Beijing, China. Tommy merasa belajar langsung dengan penutur asli lebih efektif dibandingkan ketika mengikuti les di Indonesia.
Solusinya, belajar langsung dengan penutur asli tidak harus mendatangi negara asal, Squline menyediakan format belajar melalui video call, sang guru memberikan materi secara langsung seperti saat di kelas.
“Kami ingin menghubungkan pelajar Indonesia dengan pengajar di seluruh dunia,” kata Tommy, saat ditemui di pameran teknologi CeBIT Australia 2018, Rabu.
Dengan kelas virtual, peserta bisa belajar di mana saja selama tersambung dengan jaringan internet.
Untuk belajar di Squline, seperti lembaga belajar bahasa konvensional, peserta akan mengikuti tes penempatan untuk melihat kemampuan berbahasa yang ingin dipelajari. Squline mengadakan kerja sama dengan sejumlah institusi bahasa untuk menyediakan kurikulum pembelajaran serta memberikan sertifikat ketika pelajar sudah menyelesaikan tngkatan kursus.
“Kami memang mengadopsi kelas konvensional ke virtual,” kata Tommy.
Saat ini Squline menawarkan kelas untuk belajar bahasa Indonesia, Inggris, Mandarin dan Jepang, dengan biaya mulai dari Rp690.000. Squline juga menyediakan persiapan untuk menghadapi tes seperti TOEFL dan IELTS.
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018