Seorang pengacara Najib, yang lengser dari jabatannya dalam pemilihan umum pekan lalu, mengatakan polisi menyita tas dan beberapa barang pribadi lainnya dari rumah Najib sehubungan dengan penyelidikan pencucian uang.
Skandal bernilai miliaran dolar di lembaga pendanaan negara 1Malaysia Development Berhad (1MDB) yang didirikan oleh Najib sedang diselidiki polisi di setidaknya enam negara, termasuk Amerika Serikat. Najib membantah melakukan kesalahan.
Amar Singh, direktur penyelidikan kejahatan komersial kepolisian, mengatakan lima tempat terkait Najib sedang digeledah mencakup rumah keluarga di distrik kelas atas Kuala Lumpur.
Singh tidak memberikan rincian lain, tetapi surat kabar "Star" mewartakan penggeledahan juga dilakukan di kantor perdana menteri, kediaman resmi dan dua tempat terkait dengan keluarga Najib di sebuah kondominium mewah Kuala Lumpur.
Penggeledahan di rumah keluarga itu berlanjut pada 09.00 WIB, hampir 12 jam setelah puluhan polisi bersenjata pertama kali memasuki tempat itu. Polisi memulai penggeledahan setelah Najib kembali ke rumah selepas shalat di sebuah masjid untuk menandai hari pertama bulan suci Ramadhan.
"Penggeledahan seharusnya dilakukan atas tindakan pencucian uang ... mereka tidak menemukan apa pun yang memberatkan," kata pengacara Najib, Harpal Singh Grewal, kepada wartawan yang berkemah di luar rumah mantan perdana menteri itu.
Dia mengatakan, polisi mengambil beberapa barang pribadi termasuk beberapa tas tangan. "Tidak ada yang serius. Sekitar dua, tiga kotak" menurut Grewal sebagaimana dikutip Reuters.
Ketika ditanya apakah Najib akan ditangkap, dia berkata bahwa tidak ada tanda bahwa polisi akan melakukannya.
Dia mengatakan Najib dan keluarganya bekerja sama dengan polisi. "Mereka (polisi) juga bertindak secara profesional," katanya.
Koalisi politik Najib yang berkuasa dalam waktu lama kalah dalam pemilihan umum 9 Mei dan hanya beberapa hari kemudian perdana menteri yang baru, Mahathir Mohamad, mencegah Najib dan istrinya, Rosmah Mansor, ke luar negeri. Najib dulunya adalah anak didik Mahathir.
Mahathir (92) mengatakan ada bukti yang cukup untuk menyelidiki skandal di 1MDB. but.
Pada Rabu, Anwar Ibrahim yang dipenjarakan diberikan grasi penuh dan dibebaskan, menegaskan perubahan politik dramatis di negara Asia Tenggara tersebut dalam tujuh hari terakhir. (Uu.KR-DVI)
Pewarta: -
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018