"Ada sebanyak 100 warga penerima manfaat untuk menerapkan program ini yang dibiayai dana APBD perubahan 2018," kata Kepala Bidang Perencanaan dan Prasarana Wilayah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Tangerang, Erwin Mawandi di Tangerang, Kamis.
Erwin mengatakan selama ini Pemkab Tangerang meluncurkan program Gerakan Bersama Rakyat Atasi Kawasan Kumuh dan Miskin (Gebrak Pakumis) dan dianggap berhasil karena dapat memberbaiki rumah dan lingkungan.
Menurut dia, program pertanian perkotaan merupakan Gebrak Pakumis plus, artinya warga penerima manfaat dapat diberdayakan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.
Penerima manfaat harus dapat memanfaatkan lahan sempit dengan menanam aneka palawija, minimal untuk kebutuhan sendiri.
Dia mengatakan tahap awal ada 100 warga yang tersebar pada lima kecamatan seperti Sukadiri, Rajeg, Jayanti, Tigaraksa dan Balaraja sebagai percontohan.
Selama ini memang 100 warga itu adalah masuk program Gebrak Pakumis, rumah mereka diperbaiki termasuk lingkungan sekitar.
Namun jika berhasil program pertanian perkotaan akan diperluas ke kecamatan lain dengan mengunakan anggaran yang sudah direncanakan tahun 2019.
"Manfaat langsung diterima warga kurang mampu, karena mereka diajarkan cara bertanam di lahan sempit," katanya.
Pihaknya berharap agar warga dapat memenuhi gizi keluarga secara mandiri karena di halaman atau dalam pot ditanam aneka sayuran dan tumbuhan berguna untuk kesehatan.
Sedangkan target selanjutnya adalah keluarga itu dapat produktif dan mampu menyediakan aneka komoditi untuk kebutuhan pasar, sehingga ekonomi keluarga meningkat.
Dia menambahkan mereka harus menggarap peluang yang ada karena rumah dan lingkungan sudah diperbaiki, tapi tinggal sekarang memanfaatkan lingkungan sekitar.
Baca juga: Tangerang luncurkan program "Banten Sehat" pemeriksaan hamil
Pewarta: Adityawarman(TGR)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018