"Kami menyerukan penyelidikan internasional yang kredibel atas kejahatan yang dilakukan oleh Israel," kata Abul Gheit dalam sesi pembukaan pertemuan luar biasa para menteri luar negeri Arab di Kairo pada Kamis (17/5), yang membahas tindakan kekerasan Israel terhadap warga Palestina.
Warga Palestina di Jalur Gaza telah melakukan protes selama tujuh pekan untuk dapat kembali ke rumah yang terpaksa mereka tinggalkan tahun 1948 yang kemudian menjadi bagian dari Israel.
Pasukan Israel menewaskan 60 warga Palestina pada Senin ketika puluhan ribu warga Palestina berkumpul di dekat perbatasan, dan sejumlah kecil orang mendekati pagar dan berusaha menerobosnya.
Kekerasan terjadi pada hari yang sama ketika Amerika Serikat (AS) membuka kedutaan besarnya di Yerusalem.
"Kita menghadapi kondisi agresi mencolok terhadap hukum dan legitimasi internasional yang diwujudkan melalui pemindahan kedutaan besar AS di negara yang menduduki ke Yerusalem," kata Abul Gheit sebagaimana dikutip AFP.
Israel telah makin ditekan internasional setelah kekerasan mematikan itu. Pasukannya sudah menewaskan 116 warga Palestina sejak kampanye protes di perbatasan Gaza-Israel dimulai pada 30 Maret.
"Pertemuan kita hari ini terjadi pada saat yang paling penting karena AS memindahkan kedutaannya ke Yerusalem," kata Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir pada pembukaan sesi pertemuan yang diserukan oleh negaranya. (hs)
Baca juga:
Puluhan warga Palestina tewas di Gaza
AS salahkan Hamas atas kerusuhan mematikan di perbatasan Gaza
Pewarta: -
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018