"Kami negosiasikan terus," kata dia dalam perbincangan dengan Antara di Kementerian Pertahanan RI, Jakarta, Jumat.
Beberapa waktu lalu proyek bertotal investasi 8 miliar dollar AS itu diklaim sudah masuk tahap engineering manufactur development (EMD). Namun, kelanjutan program yang dibiayai Korea Selatan 80 persen dan Indonesia 20 persen itu masih dinegosiasikan.
Penelusuran Antara, pengembangan pesawat menghadapi kendala pengadaan beberapa komponen yang lisensinya dimiliki Amerika Serikat.
Korea Selatan dan Indonesia sejatinya mencoba menyiasati kendala itu dengan berkolaborasi dengan negara-negara di Eropa untuk pengadaan komponen itu.
Kerja sama pengembangan jet tempur generasi 4,5 ini telah dimulai sejak 2016.
Ditargetkan pada 2019 prototipe pesawat tempur ini sudah diproduksi. Kemudian, pesawat dapat diluncurkan dan bisa terbang pada 2021. Pada 2026, diharapkan pesawat tempur KFX/IFX bisa mendapatkan sertifikat.
"Kita sedang negosiasikan terus, agar dapat segera diputuskan," kata Ryamizard.
Ryamizard mengatakan kekuatan militer yang memadai harus dimiliki Indonesia untuk memperkuat posisi tawar Indonesia di tingkat regional dan global.
Baca juga: Dubes Korsel: Korsel-Indonesia terus lanjutkan proyek pesawat tempur KFX/IFX
Pewarta: Rini Utami
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018