"Peningkatan pesanan sampai 100 persen saat bulan puasa karena kebutuhan masyarakat cukup tinggi," kata Nasril (55), salah seorang perajin peci nasional di Kota Pariaman, Sabtu.
Akibat tingginya pesanan, dia terpaksa menolak sebagian permintaan konsumen karena terkendala waktu dan tenaga kerja.
Dia mengaku saat ini harus menyelesaikan pesanan konsumen dari berbagai daerah sebanyak 25 kodi atau 500 peci sebelum hari Raya Idul Fitri 1439 Hijriah. Pesanan tersebut di antaranya datang dari Palembang, Batam, Pekanbaru, Kabupaten Agam, Kabupaten Padang Pariaman dan pedagang lokal di Kota Pariaman.
"Jumlah pesanan pedagang bervariasi, ada yang dua kodi hingga lima kodi untuk satu kali pemesanan," katanya.
Bahkan sebelum memasuki Ramadhan 1439 Hijriah, ia terlebih dahulu menyelesaikan sebanyak 25 kodi pesanan konsumen.
Pada hari biasanya produksi peci nasional hanya berkisar sekitar satu kodi atau 20 buah yang dijual ke berbagai toko di Pariaman dengan harga bervariasi sesuai kualitas bahan yang digunakan, ujar dia.
Untuk kualitas terbaik yang menggunakan bahan beludru dijual seharga Rp100 ribu, kemudian kualitas menengah Rp50 ribu dan kualitas biasa Rp35 ribu, katanya.
Sementara itu Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Pariaman, Gusniyetti Zaunit mengatakan produksi peci nasional terus mengalami peningkatan di masyarakat terutama saat bulan Suci Ramadhan.
Ia mengaku juga telah menyarankan kepada perajin peci agar membuka toko atau cabang di Pasar Produksi Jati Kecamatan Pariaman Tengah agar lebih mudah menjangkau konsumen.
"Tujuannya jika ditempatkan di Pasar Jati, konsumen akan lebih mudah tahu sehingga jual beli pun mengalami peningkatan kepada pedagang," katanya.
Baca juga: Kerajinan peci Pariaman diminati turis asing
Baca juga: Kebanjiran pesanan, pengusaha peci Pariaman tolak pesanan
Pewarta: Altas Maulana
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018