"Hal tersebut dipicu adanya pusat tekanan rendah di sekitar Samudera Hindia Perairan Barat Sumatera dan sirkulasi di Selat Karimata serta indikasi aktifnya aliran massa udara basah dari Samudera Hindia sebelah Barat Sumatera yang masuk ke wilayah Indonesia bagian Barat dan Tengah," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKHt Mulyono R Prabowo di Jakarta, Senin.
Dalam keterangannya dijelaskan pengaruh penambahan massa uap air di wilayah perairan Barat Sumatra dan Selatan Nusa Tenggara serta sirkulasi di perairan Barat Sumatera dan Selat Karimata meningkatkan persediaan uap air yang berkontribusi terhadap pembentukan dan pertumbuhan awan hujan di wilayah Indonesia.
Kondisi dinamika atmosfer tersebut diprediksi masih berlangsung hingga beberapa hari ke depan di wilayah Indonesia.
Sejumlah daerah yang diperkirakan berpotensi hujan lebat disertai kilat dan petir serta angin kencang yaitu Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Kepulauan Riau, Jambi dan Sumatera Selatan.
Serta di Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Nusa Tenggara Timur.
Selain itu juga perlu diwaspadai potensi gelombang tinggi dengan ketinggian 2,5 meter hingga 4,0 meter diperkirakan terjadi di Samudera Hindia Selatan Jawa hingga NTT, Perairan Selatan Pulau Sumba, Laut Sawu bagian Selatan, Perairan Kupang - Pulau Rote, Laut Timor Selatan NTT, perairan Selatan Kepulauan Sermata hingga Tanimbar dan Laut Arafuru.
Baca juga: Meski memasuki kemarau, Jakarta masuk daerah berpotensi hujan lebat-petir
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018