"Kami minta Satgas Pangan sinergi, karena selalu ada cerita kartel. Kami minta beri sanksi yang seberat-beratnya," kata Menteri Amran usai ditemui di Kantor Kementerian Pertanian Jakarta, Senin.
Ia menjelaskan seharusnya harga daging dan telur ayam stabil bahkan menurun karena produksi melebihi kebutuhan nasional, bahkan Indonesia telah mengekspor daging ayam olahan ke Jepang.
Amran menegaskan kartel yang mencoba mempermainkan harga pangan, terutama komoditas daging dan bawang putih, akan diberi sanksi dengan dicabut rekomendasi izin ekspor atau impornya.
"Kartel yang ada hubungannya dengan pertanian, apakah impor atau ekspor terutama khusus daging dan bawang putih, kami cabut rekomendasinya dan tidak berbisnis lagi di Indonesia," kata Amran.
Berdasarkan data dari situs resmi hargapangan.id pada Senin, harga rata-rata nasional daging ayam ras sebesar Rp36.550 per kg. Harga tertinggi terdapat di Provinsi Bangka Belitung Rp43.000 per kg, Sumatra Barat Rp43.900 per kg dan Nusa Tenggara Timur Rp44.450 per kg. Ada pun harga daging ayam di DKI Jakarta mencapai Rp39.150 per kg.
Sementara itu, harga rata-rata nasional telur ayam mencapai Rp25.800 per kg. Harga tertinggi terdapat di Provinsi Papua sebesar Rp37.400 per kg. Ada pun harga telur ayam di DKI Jakarta mencapai 25.900 per kg.
Dalam kesempatan sebelumnya, Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan, Agung Hendriadi mengatakan kenaikan harga daging dan telur ayam dipengaruhi penguatan kurs Dolar terhadap Rupiah yang berpengaruh terhadap kenaikan harga pakan ternak.
Menurut dia, harga pakan ternak yang naik mencapai Rp100 sampai Rp150 per kilogram, menyebabkan kenaikan ayam DOC (day old chicken) sebesar Rp500 per ekor, dan kenaikan daging ayam ras dari Rp32.000 per kg menjadi Rp36.000 per kg.
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018