"Dugaan flu burung menunggu hasil laboratorium. Kami dari dinas tidak mau berspekulasi terkait kematian ratusan unggas ini tanpa melihat hasil laboratorium," kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Minahasa Tenggara Elly Sangian, di Ratahan, Selasa.
Menurut Elly, pihaknya telah menurunkan tim ke lapangan untuk melakukan pengecekan, dan bersama-sama tim dari Dinas Pertanian Provinsi Sulut dan Balai Besar Veteriner Maros untuk mengambil sampel.
"Sudah diambil sampel dari unggas yang mati untuk diperiksa lebih lanjut di laboratorium. Jadi kami tunggu hasilnya seperti apa," ujarnya.
Pihaknya juga sudah melakukan penyemprotan disinfektan pada beberapa kandang unggas milik warga untuk mencegah penyebaran lebih parah.
"Penyemprotan ini yang bisa kami lakukan sambil menunggu perkembangan lebih lanjut. Kepada masyarakat kami mengimbau supaya hati-hati, khususnya menyikapi unggas yang mati itu. Jangan sampai dikonsumsi, melainkan harus dimusnahkan dengan cara dibakar atau ditimbun," ujarnya lagi.
Kepala Bidang Peternakan pada Dinas Pertanian Kabupaten Minahasa Tenggara Donald Lumingkewas menjelaskan, sekitar 300-an ekor unggas mati di wilayah kecamatan Belang.
"Sampai sejauh ini sudah ada 300-an ekor unggas yang mati di wilayah kecamatan Belang. Jumlah unggas yang mati ini bukan merupakan kejadian sehari dua hari, melainkan merupakan jumlah akumulasi selama lebih kurang dua pekan," katanya pula.
Dia minta masyarakat tidak panik dalam menyikapi kematian ratusan unggas tersebut, sambil mengharapkan segera melapor ke pihaknya ketika didapati unggas yang mati mendadak.
Pewarta: Arthur Ignasius Karinda
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2018