• Beranda
  • Berita
  • Najib Razak diperiksa Komisi Anti-Korupsi Malaysia

Najib Razak diperiksa Komisi Anti-Korupsi Malaysia

22 Mei 2018 14:42 WIB
Najib Razak diperiksa Komisi Anti-Korupsi Malaysia
Dokumentasi Najib Razak. (REUTERS/Athit Perawongmetha)

... tidak lagi berkuasa, Najib besarta istrinya yang dikenal gila belanja, Rosmah Mansor, tidak bisa lagi meninggalkan Malaysia...

Kuala Lumpur (ANTARA News) - Mantan Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, tiba di Kantor Pusat Komisi Anti-Korupsi Malaysia, Selasa, untuk menjelaskan transfer dana mencurigakan sebesar 10,6 juta dolar Amerika Serikat ke rekeningnya.

Jumlah tersebut hanya sebagian kecil dari milyaran dolar Amerika Serikat yang diduga dikorupsi dari pengelola dana pensiun nasional 1MDB. Skandal yang menimpa pemerintahan Malaysia selama tiga tahun terakhir itu membuat Najib kalah dalam pemilu 9 Mei lalu.

Kekalahan Najib merupakan guncangan bagi dunia politik Malaysia karena menjadi kekalahan pertama bagi koalisi yang memerintah di negara Asia Tenggara tersebut sejak merdeka tahun 1957.

Pemimpin baru Malaysia, Mahathir Mohamad --dalam usianya yang sudah 92 tahun harus keluar dari masa pensiun untuk bergabung dengan kelompok oposisi demi mengalahkan mantan muridnya-- memutuskan untuk kembali membuka penyelidikan 1MDB dan berjanji untuk mengembalikan uang negara yang hilang.

Sejak tidak lagi berkuasa, Najib besarta istrinya yang dikenal gila belanja, Rosmah Mansor, tidak bisa lagi meninggalkan Malaysia. Selain itu rumah serta properti lainnya juga digeledah polisi.

Najib memasuki gedung pusat Komisi Anti-Korupsi Malaysia (MACC) di Kuala Lumpur pada Selasa sambil melewati kerumunan wartawan. Najib terlihat santai dan tersenyum saat itu.

Najib sudah berulang kali membantah telah melakukan tindakan pelanggaran hukum sejak skandal 1MDB meruak pada 2015 lalu. Namun dia juga harus mengganti sejumlah pejabat MACC dan jaksa agung untuk menghentikan penyelidikan pertama skandal 1MDB.

Najib mengatakan bahwa dana sebesar 681 juta dolar AS yang didepositokan ke rekening pribadinya merupakan sumbangan dari seorang keluarga kerajaan Arab Saudi, dan membantah dugaan kalau uang tersebut berasal dari 1MDB.

Fokus awal dari penyelidikan baru MACC saat ini adalah bagaimana dana senilai 10,6 juta dolar AS dari SRC International bisa berakhir di rekening Najib.

SRC dibentuk pada 2011 pemerintahan Najib sebagai lembaga investasi asing di bidang energi dengan menggunakan uang negara. Lembaga awalnya adalah suatu unit di bawah 1MDB, yang kemudian dipindah di bawah otoritas Kementerian Keuangan pada 2012.

MACC bisa melacak jejak uang dari SRC karena transaksinya dilakukan melalui entitas Malaysia, sementara transfer 1MDB lainnya melalui bank asing.

Untuk menginvestigasi 1MDB, pemerintahan baru pada Senin membentuk satuan tugas khusus yang terdiri dari anggota MACC, kepolisian, dan bank sentral, untuk menjalin kerja sama dengan "badan penegak hukum Amerika Serikat, Swiss, Singapura, Kanada, dan negara-negara terkait lainnya."

Pada Selasa, Kementerian Kehakiman Amerika Serikat mengaku akan terus menginvestigasi 1MDB dan akan bekerja sama dengan otoritas Malaysia.

"Kami berkomitmen bahwa Amerika Serikat dan sistem finansialnya tidak terancam individu-individu korup dan para kleptokrat yang ingin menyembunyikan uang haramnya," kata juru bicara Departemen Kehakiman Amerika Serikat dalam pernyataan tertulis kepada Reuters.

Pemerintah Amerika Serikat sudah mengajukan gugatan penyitaan pada 2016 dan 2017 lalu untuk mengembalikan aset senilai 1,7 milyar dolar AS yang diduga dikorupsi dari 1MDB.

Gugatan ini menilai bahwa uang senilai lebih dari 4,5 milyar dolar AS telah dicuci dari 1MDB melalui sebuah jaringan perusahaan cangkang di Amerika Serikat dan sejumlah negara lain.
 

Pewarta: ANTARA
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018