"Tinggi kolom 6.000 m, arah barat selama 4 menit dan terdengar dari semua pos pengamatan," tulis akun twitter resmi BPPTKG dikutip di Yogyakarta, Kamis.
BPPTKG melalui akun resminya juga menyebut bahwa letusan itu memiliki amplitudo maksimum 60 milimeter. Tampak pijar visual berwarna merah dari belakang awan mendung. "Dari Selo tampak kepulan asap dan pijar visual berwarna sinar merah di blkg awan mendung," kata BPPTKG melalui twitter.
Komandan Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD DIY Wahyu Pristiawan menyebut bahwa letusan itu mengakibatkan hujan pasir yang mengenai wilayah Magelang. Sementara hujan abu vulkanik terpantau cukup deras di Srumbung, Sawangan, Muntilan Borobudur.
Di Cangkringan, Kaliurang, Turgo, dan Tunggularum, Kabupaten Sleman tidak terpantau hujan abu.
Ia mengimbau masyarakat untuk tidak panik dan tetap beraktivitas serta meningkatkan kewaspadaan serta menggunakan alat pelindung saat beraktivitas di luar ruangan seperti masker, jaket penutup dan alas kaki.
"Masyarakat saat ini memang ada pergerakan turun tetapi tanpa kepanikan," kata dia.
Baca juga: PVMBG ungkapkan status Gunung Merapi waspada
Baca juga: Merapi kembali keluarkan letusan freatik
Baca juga: BPPTKG: Perilaku Merapi hampir sama pascaletusan 1872
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018