• Beranda
  • Berita
  • Koalisi pimpinan Amerika Srikat serang posisi militer Suriah di gurun

Koalisi pimpinan Amerika Srikat serang posisi militer Suriah di gurun

24 Mei 2018 12:35 WIB
Koalisi pimpinan Amerika Srikat serang posisi militer Suriah di gurun
Ilustrasi peluru kendali Tomahawk dari kapal perang Angkatan Laut Amerika Serikat. (Reuters)
Damaskus, Suriah (ANTARA News) - Pesawat tempur koalisi pimpinan Amerika Serikat menyerang dua posisi militer Suriah di wilayah gurun di Suriah Timur, Kamis pagi, demikian pernyataan Media Perang Militer Suriah dan sekutunya.

Serangan tersebut ditujukan ke posisi militer di lingkungan stasiun minyak T-2 di pinggir selatan Provinsi Deir Az-Zour di Suriah Timur, kata laporan itu.

Laporan tersebut tidak memberi perincian lebih lanjut, tapi satu sumber menyatakan, serangan itu dilancarkan pada pukul 00.50 (04.50 WIB) Kamis. Ditambahkannya, belum ada keterangan mengenai kerugian.

Serangan saat larut malam tersebut dilancarkan saat para pegiat melaporkan pemboman antara militer Suriah dan Pasukan Demokratik Suriah (SDF), yang didukung Amerika Serikat, di pinggir Deir Az-Zour pada Rabu.

Menurut laporan sebelumnya, Amerika Serikat dan Israel telah menyerang beberapa posisi militer Suriah belum lama ini, dengan daerah sasaran tempat para ahli militer Iran berada.

Peningkatan bentrokan itu adalah bagian dari ketegangan antara pemerintah Suriah dan sekutunya, Iran, di satu pihak dan Amerika Serikat bersama Israel di pihak lain.

Presiden Suriah Bashar al-Assad pada Rabu mengatakan beberapa pihak internasional, terutama Barat --yang terpisah dari kenyataan ketika sampai pada pendekatan terhadap situasi di Suriah, adalah penghalang bagi dicapainya terobosan di jalur politik.

Ia juga mendesak pihak semacam itu agar memperlihatkan jumlah minimal kenyataan politik, menghentikan dukungan buat terorisme dan menerima jalur politik.

Ia mengeluarkan pernyataan tersebut ketika bertemu dengan Utusan Presiden Rusia untuk Suriah, Alexander Lavrentiev, yang sedang berkunjung.

Serangan pada Kamis dini hari dilancarkan saat Wakil Menteri Luar Negeri Suriah, Faisal Mekdad, mengatakan kepada lembaga berita Rusia, Sputnik, bahwa keluarnya Iran dan kelompok gerilyawan Lebanon, Hizbullah, dari Suriah tidak masuk dalam agenda pembahasan, sebab kekuatan itu telah datang ke Suriah atas undangan pemerintah.
 

Pewarta: Chaidar Abdullah
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018