Perry di Jakarta, Jumat, meyakini stimulus untuk perbaikan pertumbuhan konsumsi rumah tangga akan optimal di paruh kedua tahun ini, karena dilindungi oleh laju inflasi yang terus menurun. Melalui survei BI hingga pekan ketiga Mei 2018, inflasi tahunan di bulan kelima mencapai 3,24 persen (yoy) dan 0,22 persen (mtm).
"Dengan inflasi yang terkendali, kemampuan belanja akan semakin besar, karenanya itu akan jadi stimulus fiskal khususnya di triwulan II," ujar Perry.
Hingga kuartal I 2018, konsumsi rumah tangga baru tumbuh 4,95 persen dengan andil terhadap pertumbuhan ekonomi yang sebesar 56,8 persen.
Faktor pendorong lain, lanjut Perry, adalah kontribusi dari sektor keuangan terutama peyaluran kredit perbankan bagi perekonomian. Perry mengakui pertumbuhan kredit hingga April 2018 yang masih sebesar 8,5 persen (yoy) belum optimal.
Namun kontribusi pembiayaan dari perbankan dia yakini akan menggeliat di kuartal II sesuai tren tahunan, sehingga akan turut mendorong pemulihan pertumbuhan ekonomi. Meski tidak merinci proyeksi pertumbuhan kredit di kuartal II, Perry menyebut secara keseluruhan tahun, pertumbuhan kredit akan mampu menyentuh 12 persen (yoy).
Perry mengungkapkan Bank Sentral sedang menyiapkan relaksasi pembiayaan perumahan dari perbankan, untuk memacu pertumbuhan perekonomian tahun ini.
"Maka itu kami dorong sektor perumahan didorong, karena sektor perumahan umumnya bisa mendorong siklus ekonomi dan siklus keuangan," ujar dia.
Adapun pemerintah sudah memastikan akan mengalokasikan Rp35,76 triliun untuk pencairan Tunjangan Hari Raya (THR) Idul Fitri 1439 Hijriah yang ditujukan kepada ASN, anggota TNI/Polri dan pensiunan.
THR itu akan dibayarkan mulai akhir Mei hingga awal Juni 2018.
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2018