Jember (ANTARA News) - Pengelola Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) akan memasang puluhan video trap pada tahun ini untuk mencari keberadaan harimau Jawa (Panthera tigris sondaica) yang diduga masih ada di kawasan taman nasional setempat.Ada empat satwa prioritas yang dipantau oleh TNMB yakni macan tutul, elang Jawa, penyu, dan harimau Jawa ..."
"Tahun ini kami sudah membeli 60 unit video trap untuk melakukan inventarisasi satwa liar yang dilindungi di kawasan Taman Nasional Meru Betiri, terutama untuk mencari keberadaan harimau Jawa," kata Kepala Balai TNMB Kholid Indarto di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Sabtu.
Menurutnya puluhan unit video trap tersebut akan dipasang petugas di kawasan zona inti TNMB yang diduga masih menjadi habitat hewan carnivora besar itu, sehingga diharapkan dapat memotret keberadaan harimau Jawa yang diyakini sebagian pihak bahwa masih ada satwa tersebut di Meru Betiri.
"Tahun lalu kami juga memasang kamera trap untuk memantau carnivora besar, namun hanya macan tutul (Panthera pardus melas) saja yang terekam kamera dengan jumlah sekitar enam ekor atau lebih," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Sub Bagian Tata Usaha TNMB Khairunnisa mengatakan pihaknya melakukan monitoring carnivora besar dengan pemasangan video trap di kawasan TNMB untuk memastikan bahwa satwa langka tersebut masih ada.
"Ada empat satwa prioritas yang dipantau oleh TNMB yakni macan tutul, elang Jawa, penyu, dan harimau Jawa yang merupakan satwa langka yang nyaris punah di Indonesia, sehingga diharapkan dengan pemantauan itu dapat melindungi satwa dari ancaman perburuan," katanya.
Untuk mendukung monitoring tersebut, lanjut dia, pihak Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memberikan dukungan anggaran kepada TNMB untuk pembelian 60 video trap pada tahun 2018.
"KLHK menargetkan penambahan 10 persen populasi satwa prioritas terancam punah dalam kurun waktu lima tahun pada 2015-2019, namun peningkatan satwa di kawasan Meru Betiri meningkat sekitar 6 persen pada tahun 2016 dibandingkan tahun sebelumnya," katanya.
Pemasangan video trap tersebut akan dilakukan selama tiga bulan pada saat yang tepat yakni pada peralihan musim kemarau ke musim hujan, sehingga diharapkan pemasangan video trap tersebut dapat menemukan jejak harimau Jawa yang dikabarkan sudah punah di kawasan Taman Nasional Meru Betiri, katanya menambahkan.
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2018