"Pemerintah bersama-sama Bank Indonesia akan terus menjaga stabilitas ekonomi dan menjaga mata uang rupiah kita," katanya di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Sabtu.
Ia mengatakan beberapa strategi sudah dilakukan oleh Bank Indonesia untuk menstabilkan nilai tukar rupiah, salah satunya adalah dengan menaikkan suku bunga.
"Langkah ini diharapkan memperkuat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Sedangkan dari pemerintah akan menjaga disiplin APBN," katanya.
Menurut dia, seluruh pihak harus meminimalisasi gejolak agar seluruh ekonomi berjalan dengan risiko yang makin kecil.
Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih fluktuatif di level Rp14.100/dolar AS. Artinya, angka ini melebihi target pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 sebesar Rp13.400/dolar AS.
Ia mengatakan faktor utama penyebab melemahnya nilai tukar rupiah adalah kebijakan ekonomi pemerintah dan bank sentral AS terkait perbaikan data ketenagakerjaan dan inflasi di Amerika Serikat.
Sementara itu, terkait dengan kenaikan suku bunga tersebut, pada Rapat Dewan Gubernur yang dilaksanakan pada 6-17 Mei 2018 akhirnya memutuskan menaikkan suku bunga acuan atau 7 days reverse repo sebesar 25 basis poin menjadi 4,50 persen.
Gubernur BI Agus DW Martowardojo mengatakan kebijakan tersebut merupakan bagian dari bauran kebijakan BI untuk menjaga stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan di tengah ketidakpastian pasar dunia dan penurunan likuiditas global.
Pewarta: Aries Wasita Widi Astuti
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018