"Pondok pesantren sebagai salah satu tempat pengembangan karakter bangsa, makanya harus `di-support`, untuk persatuan, untuk membangun karakter, sehingga Pancasila ada di situ," ujar Menteri Basuki di sela peresmian itu di Madiun, Selasa sore.
Ia menjelaskan pembangunan dan peresmian rusun tersebut merupakan wujud kepedulian pemerintah terhadap pengembangan sarana pendidikan sebagai pusat pembentukan karakter bangsa.
Pembangunan rusun itu juga merupakan wujud keseriusan pemerintah dalam membangun dan meningkatkan mutu sumber daya manusia, di samping infrastruktur.
Ia menjelaskan rusun tidak hanya bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), tetapi juga untuk santri di pondok pesantren.
Adapun rusun di pondok pesantren dibangun dengan model mirip barak. Bangunan tersebut dilengkapi dengan fasilitas kamar tidur, meja belajar, lemari, listrik, dan air bersih sehingga penerima langsung dapat memanfaatkannya.
"Diharapkan, dengan fasilitas tersebut para santri dapat merasa nyaman selama menempuh pendidikan di pondok," katanya.
Sejak 2017 hingga kini Kementerian PUPR telah membangun 315 rusun pondok pesantren yang tersebar di sejumlah daerah di Indonesia. Khusus di Jawa Timur, telah dibangun di 45 ponpes, termasuk di wilayah Kabupaten Madiun.
Rusun di Ponpes Al Falah di Desa Geger, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun dibangun di atas lahan seluas 495 meter persegi dengan alokasi dana mencapai Rp7 miliar. Pembagunannya dimulai pada 2017 dengan total waktu selama 275 hari.
Dalam peresmian rusun tersebut, selain Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, juga hadir Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan sejumlah pejabat dari Kementerian PUPR.
Pewarta: Louis Rika Stevani
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018