• Beranda
  • Berita
  • Toleransi beragama dalam perayaan Waisak dirangkai buka puasa

Toleransi beragama dalam perayaan Waisak dirangkai buka puasa

29 Mei 2018 19:54 WIB
Toleransi beragama dalam perayaan Waisak dirangkai buka puasa
Sejumlah umat Budha melakukan sembahyang pada perayaan Tri Suci Waisak di Vihara Buddhayana Dharmawira Centre Surabaya, Jawa Timur, Selasa (29/5/2018). Perayaan Tri Suci Waisak 2562 BE bertemakan Harmoni Dalam Kebhinekaan Untuk Bangsa. (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)
Makassar (ANTARA News) - Perayaan Tri Suci Waisak di Vihara Sasana Dipa, jalan Gunung Lokon, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, dirangkaikan dengan buka puasa bersama dengan pemuka agama yang tergabung dalam Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulsel.

"Kami bersyukur perayaan Waisak tahun ini bersamaan dengan bulan suci Ramadhan. Tentunya ini momen sangat langka dan jarang sekali bertepatan, makanya kita manfaatkan momen ini untuk menjaga toleransi beragama," kata Ketua Walubi Sulsel, Ketua Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) Sulawesi Selatan, Yongris Lao, di Makassar, Selasa.

Menurutnya, dengan perayaan Waisak tahun ini sangat baik karena butuh beberapa tahun baru kedepan bisa bersamaan pelaksananya sehingga ajang silaturahmi dengan pemuka agama dari berbagai agama dilaksanakan dirangkaian buka puasa bersama.

"Kami merasa berterima kasih kepada para undangan yang hadir. Silaturahmi ini tentu akan menguatkan kita satu sama lain tentang pentingnya arti kebersamaan meski berbeda-beda pemahaman agama, agar tercipta kedamaian dan ketentraman," tambah Yongris.

Sementara Bhikku Siritatano Mahathera saat memberikan sambutanya dalam kegiatan itu mengatakan tahun ini bulan Ramadan bertepatan dengan pelaksnaan hari raya Waisak. Sehingga hari ini dijadikan momentum yang baik dalam menjaga kedamaian umat beragama.

"Tahun ini momen perayaan Waisak bersamaan bulan Ramadhan, kami menyampaikan selamat menjalankan ibadah kepada umat Islam yang menjalankan ibadah puasa," katanya.

Dirinya menyampaikan pesan melalui Sidarta Gautama kepada umat Buddha, bahwa Sidarta adalah seorang pangeran rela meninggalkan kemewahan untuk mencari kebenaran sejati untuk menemukan pengalaman.

"Sidarta meninggalkan istana dengan mencari pengalaman, dan dia ditemui ada yang sudah tua, sakit, hingga menjalani kematian. Namun setelah enam tahun berjuang baru dirinya menemukan jawaban. Untuk itu makna bisa dipetik dari perjalanannya adalah kesabaran. Mari kita memperkokoh bangsa ini dengan saling mengasihani," ujar dia.

Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Irwan Anwar juga didaulat memberikan sambutan menyampaikan bahwa terkait pesta Pilkada serentak yang sedang berlangsung di Kota Makassar, dirinya berharap semua pihak ikut andil menjaga kedamaian agar pesta demokrasi berjalan tertib dengan aman dan damai.

"Sementara ini kita sedang dalam proses pilkada. Mari semua menjaga keamanan di wilayahnya masing-masing. Kami berterima kasih atas sumbangsih yang diberikan selama ini menjaga Kota Makassar. Kerja sama mewujudkan keamanan ketertiban adalah tanggungjawab kita samua agar berjalan kondusif," tambahnya.

Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Sulsel, Asmanto Baso Lewa pada kesempatan itu menambahkan, melalui perayaan Waisak dirangkaikan dengan buka puasa bersama adalah salah satu bentuk tolerasi umat beragama yang berjalan baik.

"Saya ucapkan banyak terima kasih, sebab acara ini sebagai bentuk penguatan kita saling menghargai satu sama lain dan bekerja sama menjaga kedamaian dan toleransi sesama umat beragama. Inilah salah satu contoh menguatkan kita untuk bersama-sama menciptakan kedamaian di Sulsel," ujarnya.

Buka puasa bersama tersebut juga dihadiri beberapa umat Budha serta warga disekitar vihara termasuk pemuka agama dari Islam, Hindu, Budha, dan Kristen termasuk pihak kepolisian dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah.

Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018