Merapi "tenang" meski tetap berstatus waspada

30 Mei 2018 17:35 WIB
Merapi "tenang" meski tetap berstatus waspada
Relawan berjaga-jaga di pedesaan lereng Gunung Merapi, Stabelan, Tlogolele, Selo, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (25/5/2018) dini hari. Menurut data yang dihimpun Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Gunung Merapi memasuki fase awal erupsi magmatig, ditandai dengan munculnya pijar awan berwarna merah di kawah saat letusan freatik yang terjadi pada Kamis (24/5) dini hari. (ANTARA /Aloysius Jarot Nugroho)
Yogyakarta (ANTARA News) - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi menyebut belum ada perubahan aktivitas yang signifikan di Gunung Merapi dalam satu pekan terakhir, meskipun demikian status tetap dipertahankan pada Level II atau waspada.

"Gunung Merapi kelihatannya tenang, namun aktivitas vulkaniknya tetap ada sehingga status gunung api tersebut tetap dipertahankan 'waspada'," kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida di Yogyakarta, Rabu.

Salah satu aktivitas yang cukup menonjol dalam dua hari terakhir adalah munculnya embusan dan guguran. Embusan menandakan aktivitas di permukaan untuk pelepasan gas, sedangkan guguran menandakan adanya material yang terlepas.

Pada Selasa (29/5), terjadi dua kali embusan dan meningkat menjadi tiga kali embusan pada Rabu (30/5) hingga pukul 12.00 WIB. Begitu pula dengan guguran dari enam kali menjadi tujuh kali pada hari ini.

Hanik menyebut, pascaletusan lalu, kondisi material di puncak gunung diperkirakan tidak stabil ditambah cuaca panas dan kering menyebabkan material di puncak lebih mudah terlepas.

Selain itu, aktivitas gempa tektonik juga masih terjadi, begitu pula dengan gempa vulkanik.

"Potensi terjadi letusan seperti beberapa hari lalu juga masih ada, bisa 50:50, sehingga status tetap dipertahankan 'waspada' hingga saat ini. Kami pantau terus bagaimana perkembangannya," katanya.

Ia menyebut, penentuan atau perubahan status Gunung Merapi tidak hanya didasarkan pada satu atau dua parameter saja, tetapi dipengaruhi oleh banyak parameter yang saling terkait.

Sepanjang Mei, telah terjadi beberapa kali letusan di Gunung Merapi. Letusan pertama terjadi pada 11 Mei, dan terjadi kembali pada 21 Mei hingga 24 Mei. Dalam satu hari bisa terjadi satu hingga dua kali letusan.

"Dari letusan terakhir hingga sekarang baru berselang sekitar satu pekan, sehingga kami belum bisa memastikan apakah akan ada penurunan status atau sebaliknya. Pada 2006 dan 2010 saja, status ini bisa bertahan satu bulan. Bahkan di Gunung Sinabung bisa bertahun-tahun," katanya.

Oleh karena itu, ia mengingatkan masyarakat untuk tetap mematuhi rekomendasi BPPTKG yaitu tidak beraktivitas apapun pada radius tiga kilometer dari puncak dan warga yang berada di Kawasan Rawan Bencana III diminta tetap waspada.
 

Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2018