Terungkap kemudian bahwa pembunuhan itu palsu dengan tujuan menjebak komplotan pembunuh Rusia yang tadinya hendak membunuh Babchenko.
Siapa sih Babchenko itu?
Selagi kuliah hukum di Moskow pada usia 18 tahun, Babchenko menjalani wajib militer pada angkatan bersenjata Rusia dan dia pun ditugaskan dalam Perang Chechnya dari 1994-2000.
Memoarnya, One Soldier's War, mencertiakan pengalaman dia dalam konflik yang menelan puluhan ribu jiwa baik dari pihak Rusia maupun Chechnya.
Babchenko kemudian menjadi wartawan dan beberapa lama kemudian berubah menjadi tukang kritik Kremlin.
Baca juga: Dikabarkan dibunuh, wartawan Rusia muncul hidup-hidup
Dia mengikuti Pemilu tidak resmi yang diadakan oposisi Rusia pada 2012 dan mengutuk keterlibatan Rusia di Suriah dan Ukraina timur.
Pada Desember 2016, Babchenko memposting pesan dalam Bahasa Rusia di Facebook mengenai jatuhnya pesawat angkut Tu-154 yang tenggelam di Laut Hitam saat menerbangkan paduan suara Tentara Merah ke Suriah.
Dalam postingnya itu, dia menyebut Rusia agresor yang memicu keluarnya ancaman pembunuhan kepada dirinya. Dia menulit artikel di The Guardian yang tulisan itu sendiri memaksa dia meninggalkan negaranya yang disebut dengan "negara yang saya rasakan tidak lagi aman."
Babchenko juga menulis untuk BBC mengenai laporan dari tempat kejadian mengenai helikopter tentara Ukraina yang ditembak jatuh di bagian timur negara tersebut pada 2014, demikian BBC.
Baca juga: Ukraina jebak pembunuh bayaran Rusia dengan pembunuhan palsu
Pewarta: ANTARA
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018