Polisi deteksi jaringan teroris di Kapuas Hulu

4 Juni 2018 11:29 WIB
Polisi deteksi jaringan teroris di Kapuas Hulu
Arsip - Tim Densus 88 bersama tim Gegana Brimob Polda Riau berjaga di area penggeledahan gedung Gelanggang Mahasiswa Kampus Universitas Riau (UNRI) di Pekanbaru, Riau, Sabtu (2/6/2018). Penggeledahan tersebut berkaitan dengan dugaan adanya jaringan teroris. (ANTARA FOTO/Rony Muharrman)
Putussibau, Kalbar (ANTARA News) - Jajaran kepolisian di Polres Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, mengaku sudah mendeteksi adanya "sel tidur" jaringan teroris di wilayah itu.

"Jaringan terorisme sudah ada hampir di seluruh wilayah Indonesia termasuk di Kapuas Hulu sudah ada sel tidur jaringan terorisme," kata Kapolres Kapuas Hulu melalui Kabag Ops Polres Kapuas Hulu, Kompol Joko ketika memaparkan kondisi Kapuas Hulu menjelang Hari Raya Idul Fitri di Putussibau, Kapuas Hulu, Senin.

Menurutnya sel tidur jaringan teroris itu yang perlu diwaspadai, karena sel-sel itu kapan saja bisa bergerak menunggu perintah pimpinan kelompoknya.

Ia menambahkan hingga saat ini memang situasi Kapuas Hulu sangat kondusif namun keberadaan sel tidur jaringan teroris itu sudah terdeteksi.

"Perlu kerjasama semua pihak untuk mencegah dan memerangi aksi terorisme itu agar tidak terjadi di Kapuas Hulu," tegas Joko.

Sementara Asisten III Setda Kapuas Hulu, M Yusuf meminta agar semua pihak hingga tingkat RT/RW menjaga keamanan di lingkungannya masing-masing.

Ia meminta agar pengamanan mulai pusat ibu kota kabupaten hingga Kecamatan dan desa sama-sama diperketat.

"Pengaman di pusat ibu kota hingga ke tingkat kecamatan dan desa harus sama-sama siap mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan," pintanya.

Ketua DPRD Kapuas Hulu, Rajuliansyah mengatakan aksi terorisme merupakan musuh bersama yang perlu diperangi melalui berbagai upaya secara bersama-sama.

Dia menginginkan agar ancaman terorisme itu bahkan ancaman narkoba juga disampaikan di rumah-rumah ibadah sehingga ada antisipasi dan kewaspadaan bersama.

"Apa pun jenis kejahatan kemanusiaan itu merupakan musuh bersama yang harus kita waspadai dan kita perangi bersama, baik itu terorisme mau pun narkoba," lanjut Rajuliansyah.

Baca juga: Pengamat: jaringan teroris ubah strategi gunakan pelaku perempuan

Baca juga: Kalimantan Utara khawatir jadi tempat sembunyi teroris

Pewarta: Teofilusianto Timotius
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018