Kepala Bidang Humas Polda Riau, AKBP Sunarto di Pekanbaru, Senin, menjelaskan salah satu bukti hubungan dekat keduanya ditandai dengan rencana penyerangan ke Mapolda Riau beberapa waktu lalu.
Saat itu, kata Sunarto, Pak Ngah yang tewas dilumpuhkan timah panas dalam serangan tersebut sempat memesan bom kepada Z untuk menyerang Mapolda Riau.
"Namun demikian dijawab Z ada agenda lain. Sehingga permintaan belum dipenuhi," ujarnya.
"Kemudian kalau dikaitkan Z pernah dimintai pesanan bom oleh Pak Ngah, tentu mereka punya hubungan spesial. Dekat. Tidak mungkin kalau tidak dekat bisa pesan bom," lanjutnya.
Meski begitu, dia mengatakan Polisi masih terus mendalami keterangan Z, dan dua rekannya OS alias K dan EB alias B yang saat ini masih ditahan di Mapolda Riau, Kota Pekanbaru.
Keterangan itu, lanjutnya, termasuk untuk menentukan status K dan EB yang saat ini masih sebagai saksi, sementara Z terlebih dahulu ditetapkan sebagai tersangka.
Lebih jauh, Sunarto menjelaskan bahwa dari penggerebekan dan penangkapan Sabtu kemarin (2/6) tersebut, Polisi turut menyita sejumlah barang bukti lain, selain empat bom, bahan peledak serta busur dan anak panah. Barang bukti itu adalah buku-buku dan video yang berkaitan dengan ISIS.
"Iya ada beberapa (bukti video dan buku terkait ISIS). Sudah diamankan," tuturnya.
Tiga orang terduga teroris masing-masing berinisial Z, B, dan K ditangkap tim gabungan di Gedung Gelanggang Mahasiswa, Kampus Fisip, Universitas Riau, Sabtu siang.
Ketiga terduga tersebut masing-masing merupakan alumni jurusan Pariwisata, Komunikasi dan Administrasi Negara tahun angkatan 2002 hingga 2005 di Fisip, Universitas Riau.
Dari tangan ketiganya, Polisi menyita empat unit bom rakitan yang memiliki daya ledak tinggi. Selain itu, Polisi juga menyita sejumlah bahan pembuat bom dari gedung yang sejatinya merupakan sekretariat bersama kelembagaan mahasiswa tersebut.
Baca juga: Tiga orang terduga teroris ditangkap di kampus Unri
Pewarta: Bayu Agustari Adha, Anggi Romadhoni
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018