"Al Quran adalah hidayah dalam mengarungi gelombang 'digital disruption' sehingga kita bisa terselamatkan, bisa tetap produktif, bisa tetap kompetitif, dan bisa tetap berprestasi," kata Presiden Joko Widodo saat memberikan sambutan dalam acara Peringatan Nuzulul Quran Tahun 1439H /2018 M Tingkat Nasional di Istana Negara Jakarta, Senin malam.
Jadi, kata dia, meskipun kehidupan manusia saat ini sudah memasuki era digitalisasi namun Al Quran tetap sangat relevan.
Menurut dia, bangsa Indonesia harus menjadi Khoiru Ummah yakni umat yang terbaik dan besar, kompetitif, berkemajuan, berkeadaban dan disegani oleh bangsa-bangsa lain.
Oleh karena itu, dengan hidayah dari Al Quran dan penguasaan teknologi digital, Presiden berharap Bangsa Indonesia akan mendapatkan kemuliaan, mendapatkan karomah dari Allah swt dan ditinggikan derajatnya.
"Ini sesuai dengan firman Allah bahwa Allah akan meninggikan derajat orang-orang beriman dan berilmu pengetahuan," katanya.
Ia pun mengajak bangsa Indonesia untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. "Untuk membuktikan bahwa kita benar-benar mengemban perintah Allah swt untuk memakmurkan kehidupan di dunia. Untuk mencerdaskan masyarakat dan bangsa. Untuk mewujudkan kemaslahatan umum, mewujudkan Maslahah Ammah," katanya.
Maka, ia mengajak, dengan bersumber pada Al Quran untuk bersama membangun kemaslahatan, membangun kedamaian, membangun kemajuan dan harmoni di tengah-tengah masyarakat.
Presiden Jokowi pada kesempatan itu didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo hadir di Istana Negara sekitar pukul 20.00 WIB.
Pada kesempatan yang sama hadir pula Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Ibu Mufidah Kalla, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Sosial Idrus Marham, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, pimpinan lembaga, para duta besar, dan sejumlah pejabat yang lain.
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018