"Saat dioperasikan nanti, kami akan menggunakan sistem persinyalan CBTC. Sistemnya itu sangat canggih dan aman," kata Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar di Jakarta, Selasa.
Ia menjelaskan sistem persinyalan canggih dari Jepang tersebut memiliki dua fungsi utama, yaitu untuk mendeteksi kereta dan memproteksi kereta apabila melaju terlalu cepat.
"CBTC merupakan sistem kendali kereta berbasis komunikasi dengan frekuensi radio sebagai komunikasi data antar berbagai subsistem yang saling terintegrasi," katanya.
Deteksi kereta, dia menuturkan, akan dilakukan menggunakan perangkat radio (Wayside Radio Set/WRS) yang ditempatkan di jalur kereta dan rangkaian kereta.
"Radio itu tersambung dengan Operation Control Center (OCC). Dengan begitu, kereta akan dapat beroperasi tanpa masinis dan dikendalikan OCC," tutur William.
Dengan alat berakurasi tinggi tersebut, dia melanjutkan, titik di mana kereta berada setiap detik bisa diketahui dengan mudah.
Sementara dalam hal keamanan, dia mengatakan, sistem persinyalan CBTC akan mendeteksi apabila kereta MRT melaju terlalu cepat sehingga dapat diantisipasi lebih dini.
Baca juga: Pembangunan MRT Jakarta sudah 94 persen selesai
Pewarta: Rr. Cornea Khairany
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018