Peristiwa itu terjadi karena Hayatun menganggap anaknya yang berumur tujuh tahun tidak harus membeli tiket sehingga hanya membeli dua tiket untuk dirinya dan anak perempuannya yang berusia 14 tahun.
Petugas mewajibkan anak perempuannya yang berusia tujuh tahun membeli tiket. Hayatun pun kemudian meminta dua anak perempuannya terlebih dulu naik ke KMP Dharma Kartika untuk mencari tempat duduk sementara dia mengantre di loket untuk membeli satu tiket lagi.
Tapi tak lama setelah dia masuk antrean, petugas pelabuhan menutup tempat penjualan tiket karena kapal sudah penuh penumpang.
"Saat saya kembali lagi ke pintu gerbang dermaga, dua anak saya sudah di atas kapal feri. Saya khawatir mereka kalau lapar bagaimana? Mereka juga masih kecil dan anak saya yang umur tujuh tahun dalam kondisi sakit," katanya.
Polisi dan petugas pelabuhan berusaha menenangkan hati ibu yang bersedih karena terpisah dari anaknya itu, namun dia tetap tak berhenti menangis.
Kepala Kepolisian Sektor Jangkar AKP Pramana mengatakan kepolisian telah berkoordinasi dengan petugas Pelabuhan Feri Jangkar dan KMP Dharma Kartika untuk mencari dan mengamankan kedua anak perempuan Hayatun.
Hari ini pemudik memenuhi Pelabuhan Feri Jangkar. Sekitar 600 orang hendak menuju ke Raas melalui pelabuhan itu, namun hanya sekitar 300 penumpang yang dapat terangkut. Sebanyak 300 orang lainnya baru bisa berangkat dari Jangkar menuju Raas pada Kamis (7/6) pagi.
Baca juga: Pemudik di pelabuhan Situbondo membludak
Pewarta: Novi Husdinariyanto, Zumrotun Solichah
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018