Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia Zainut Tauhid Saadi prihatin soal adanya masjid yang ditengarai terpapar radikalisme.Sikap permisif dan pembiaran tersebut membuat ruang gerak kelompok radikal menjadi semakin bebas."
Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menyebut ada dakwah yang memecah belah umat, termasuk menyebarkan radikalisme, di empat puluh masjid di Jakarta.
"Jika informasi di atas benar maka kami sangat prihatin dengan kondisi tersebut," kata Zainut di Jakarta, Rabu.
Soal tumbuhnya radikalisme, dia mengatakan sedikit banyak ada pembiaran dan sikap permisif dari ormas Islam dan masyarakat terhadap paham radikalisme, sehingga kelompok tersebut tumbuh subur.
Radikalisme yang tumbuh, kata dia, juga dipicu oleh anggapan masyarakat yang belum menanggap hal itu sebagai ancaman.
Dengan begitu, lanjut dia, ada kesan pembiaran dan tidak menjadikan radikalisme, termasuk kelompok yang mendukungnya, sebagai musuh bersama.
"Sikap permisif dan pembiaran tersebut membuat ruang gerak kelompok radikal menjadi semakin bebas," kata dia.
Untuk itu, dia mengimbau pimpinan ormas Islam untuk memberikan perhatian serius terhadap masalah tersebut.
"Perlu ada langkah bersama untuk menghadapi gerakan radikalisme, demi menjaga persatuan umat dan menyelamatkan NKRI," kata dia.
Zainut juga mengimbau pengurus masjid dan masyarakat agar lebih selektif jika ingin menghadirkan pencermaah.
"Pilihlah penceramah yang mampu menyejukkan hati umat, merajut ukhuwah dan yang mampu menenangkan situasi dan kondisi agar tetap kondusif, terjaga kerukunan dan terwujudnya harmonisasi kehidupan berbangsa dan bernegara," kata dia.
Soal informasi masjid terpapar radikalidme yang disampaikan Sandi Uno, dia sangat menghargai Pemprov DKI yang sudah merilis informasi tersebut.
"Hal itu sangat penting agar masyarakat memiliki kepedulian dan kewaspadaan terhadap bahaya paham radikalisme tersebut," kata dia.
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018