• Beranda
  • Berita
  • Digitalisasi pertanian di mata Menteri BUMN: demi petani sejahtera

Digitalisasi pertanian di mata Menteri BUMN: demi petani sejahtera

7 Juni 2018 12:17 WIB
Digitalisasi pertanian di mata Menteri BUMN: demi petani sejahtera
Presiden RI Joko Widodo didampingi Menteri BUMN Rini Soemarno tengah memperhatikan penjelasan demo aplikasi Logistik Tani (Logtan) dari Direktur Utama PT Telkom Indonesia Tbk (Persero), dalam rangka peresmian Program Kewirausahaan Petani dan Digitalisasi Pertanian, di Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Kamis (7/6). (Foto: Royke Sinaga/Ant)
Indramayu (ANTARA News) - Pemerintah kembali memberikan dukungan perbaikan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan petani melalui Program Kewirausahaan Petani dan Digitalisasi Pertanian demi kesejahteraan petani.

"Program digitalisasi pertanian untuk meningkatkan kesejahteraan petani yang memudahkan mengintegrasikan empat siklus pertanian (pratanam, tanam, panen, pasca panen) sehingga akan meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani," kata Menteri BUMN Rini Soemarno di Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu, hari ini.

Peluncuran program digitalisasi pertanian disaksikan langsung oleh Presiden Joko Widodo, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Dito Ganinduto, dan direksi BUMN.

Presiden mengunjungi langsung Mitra Badan Usaha Milik Desa Bersama (MBB) Sliyeg yang juga mitra binaan PT Telkom Indonesia Tbk.

MBB memiliki satu BUMDes Kecamatan (terdiri dari 14 BUMDes) dan satu Perkumpulan Gabungan Kelompok Tani/Gapoktan (yang terdiri dari  127 Poktan  dan 7009 Petani) dengan produksi padi tercatat 54.000 ton per tahun dengan total luas lahan sebesar 4.384 hektare.

MMB Sliyeg adalah salah satu pilot project kewirausahaan petani yang menerapkan sistem digitalisasi pertanian di mana digitalisasi dilakukan dengan sebuah aplikasi "Logistik Tani"/LOGTAN.

"Saya mengapresiasi kolaborasi BUMN dan Pemda. Melalui MBB ini diharapkan para petani yang sebelumnya hanya sebagai penanam yang menghasilkan padi saja, harapannya juga bisa menjadi wirausaha yang unggul dan hidupnya lebih sejahtera," kata Rini.

Digitalisasi sistem pertanian diinisiasi oleh PT Telkom bekerja sama dengan pemerintah daerah, PT Jasindo, PT Askrindo dan Himpunan Bank Negara (Himbara), PT Pupuk Indonesia, PT Syang Hiang Seri/SHS, PT Pertani (Persero), dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Persero, PT Pegadaian dan Perum Bulog dan PT Pupuk Indonesia Pangan.

"Ini merupakan sinergi perusahaan milik negara dengan 'BUMN Hadir Untuk Negeri' agar dapat dirasakan oleh para petani," tegas Rini.

Direktur Utama Telkom Alex J. Sinaga mengatakan, program layanan kewirausahaan petani dan digitalisasi sistem pertanian dilakukan melalui sistem yang terintegrasi dengan Kartu Tani, dimana data menjadi acuan dari Kementerian Pertanian mengenai pertanian di Indramayu, khususnya di Kecamatan Sliyeg.

Program Layanan Kewirausahaan Petani ini akan diterapkan di sembilan wilayah di Jawa Barat, antara lain Indramayu, Karawang, Majalengka, Ciamis, dan Cianjur.

Sistem digitalisasi pertanian yang dicanangkan Maret 2017 ini menjadikan Indramayu sebagai kabupaten di Indonesia yang memiliki data pertanian matang.

"Kami berharap digitaliasi sistem pertanian bisa mendorong petani untuk memaksimalkan sistem dan mempermudah bisnis yang berkaitan dengan petani dan pertanian," kata Alex.


 

Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018