• Beranda
  • Berita
  • Rilis BNPT tantangan bagi perguruan tinggi untuk lawan radikalisme

Rilis BNPT tantangan bagi perguruan tinggi untuk lawan radikalisme

8 Juni 2018 03:18 WIB
Rilis BNPT tantangan bagi perguruan tinggi untuk lawan radikalisme
Ilustrasi Polisi Anti Teroris (ANTARA/REUTERS)
Palu (ANTARA News) - Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu, Sulawesi Tengah, Prof Dr H Sagaf S Pettalongi MPd mengemukakan rilis Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengenai kampus terpapar faham radikalisme menjadi tantangan serius bagi perguruan tinggi di Indonesia.

"Rilis BNPT terhadap tujuh perguruan tinggi yang terindikasi terpapar faham radikalisme, serta terdapat beberapa oknum yang berfaham radikal tentu didasarkan atas beberapa faktor dan indikasi yang mengarah kepada kriteria dan hasil pantauan dan pengamatan yang telah dilakukan BNPT," katanya di Palu, Kamis (7/6) malam.

Merespon rilis BNPT, ia menyebutkan faham radikalisme dapat saja masuk pada seluruh lapisan masyarakat, namun tidak terkecuali warga kampus yang memiliki pengetahuan diatas masyarakat pada umumnya.

Wakil Ketua Umum MUI Sulawesi Tengah ini menyebutkan beberapa faktor memberi pengaruh besar seseorang atau sekelompok orang terkontaminasi faham rasikalisme.

Pertama, kata dia pemahaman masalah keagamaan rendah. Parahnya lagi jika belajar agama kepada seseorang yang pengetahuan keagamannya juga sangat terbatas.

Kedua, pemahaman tentang agama diperoleh secara otodidak, baik melalui buku-buku tertentu, lewat media sosial, internet dan semacamnya.

"Bergaul dengan orang-orang yang berfaham radikal, bisa lewat organisasi, pengajian-pengajian ataupun perkumpulan yang cenderung berfaham radikal. Kemudian hidup dalam lingkungan keluarga dan masyarakat yang memang berfaham radikal (seperti kasus bom bunuh diri Surabaya sekeluarga), ini dapat membuat seseorang berfaham radikalisme," urainya.

Kemudian, tambahnya memperoleh pendidikan atau faham radikal secara sistematis dari lembaga pendidikan yang pernah dilaluinya, tanpa pencerahan lebih lanjut dan perimbangan pemahaman tentang apa yang telah diperoleh dan dipelajari di lembaga pendidikan tersebut, dapat menjadi benih-benih radikalisme.

Prof Sagaf menyebut radikalisme adalah sebuah faham dan tindakan yang cenderung ekstrim dalam memandang dan memahami serta menyikapi satu masalah baik berkaitan dan bertentangan dengan ideologi, faham maupun ajaran tertentu.

Baca juga: Rektor IAIN Palu: paham radikalisme tak menarik

Pewarta: Muhammad Hajiji
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018