Film dokumenter berdurasi dua jam itu, "When Greed and Corruption Become the Norm" dibuat oleh pewarta yang menyamar, Anas Aremeyaw Anas. Film tersebut telah diketahui pihak yang berwenang pada bulan lalu, sebelum kemudian disiarkan ke publik untuk pertama kalinya pada Rabu.
Presiden Asosiasi Sepak Bola Ghana (GFA) Kwesi Nyantakyi tidak merespon permintaan-permintaan meminta komentar. GFA mengatakan pihaknya akan bekerja sama dengan penyelidikan apapun yang dilakukan.
Nyantakyi, yang juga anggota Dewan FIFA, badan legislatif organisasi sepak bola dunia itu, terekam sedang berada di kamar hotel untuk menerima suap sebesar 65.000 dolar dari seorang pengusaha yang ingin mensponsori Liga Sepak Bola Ghana.
Menteri informasi Mustapha Abdul-Hamid mengatakan dalam pernyataannya bahwa pemerintah marah dan terkejut dengan isi film dokumenter itu, dan akan menyerahkan pihak yang dicurigai kepada polisi untuk diperiksa.
"Dengan melihat luasnya kebusukan yang melibatkan para pejabat papan atas GFA, para pejabat, komisioner pertandingan, adiministrator dan para wasit NSA (Otoritas Olahraga Nasional), pemerintah memutuskan untuk mengambil langkah cepat yakni membubarkan GFA," tuturnya.
Ia mengatakan pemerintah akan segera mengumumkan pendekatan-pendekatan sementara terhadap aktivitas-aktivitas sepak bola sampau asosiasi baru dapat dibentuk, demikian seperti dilansir Reuters.
(H-RF)
Pewarta: ANTARA
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2018